Di sisi lain, ketidaktransparanan dalam pembiayaan kampanye digital dapat menciptakan ketidakpercayaan terhadap integritas dan independensi kandidat yang terlibat. Literasi media digital memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan etika ini. Pertama-tama, literasi media digital membantu mengenali hoaks dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang teknik manipulasi informasi. Pemahaman tentang algoritma dan mekanisme media sosial juga dapat membuat individu lebih waspada terhadap konten yang tidak dapat dipercaya.
Selanjutnya, literasi media digital melibatkan keterampilan verifikasi informasi. Masyarakat yang terlatih secara literasi cenderung memeriksa keabsahan sumber informasi, mencari fakta, dan tidak tergesa-gesa dalam menyebarkan informasi tanpa verifikasi. Pemahaman tentang cara kerja kampanye digital dan sumber pembiayaan juga termasuk dalam literasi media digital. Dengan pemahaman ini, masyarakat dapat menilai independensi dan integritas kandidat serta membuat keputusan politik yang lebih informasional. Partisipasi yang kritis dalam diskusi online adalah aspek lain dari literasi media digital. Masyarakat yang memiliki literasi yang baik cenderung mempertanyakan informasi, memeriksa sumber, dan mengambil langkah-langkah berhati-hati sebelum menyebarkan konten. Melalui literasi media digital, masyarakat dapat menjadi lebih cerdas dan berdaya dalam menghadapi tantangan etika yang muncul selama kampanye pilpres di media sosial. Literasi ini menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih etis dan berintegritas, mendukung proses demokrasi yang sehat dan transparan.
Disusun oleh:Â
ATHFAL AL BARADO, MAHASISWA PJJ KOMUNKASI UNIVERSITAS SIBER ASIA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H