[caption id="attachment_123061" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi dari www.tartx.com"][/caption]
- IRI
Ratu Cinderella gundah. Ia marah mengapa dulu ia tak ditemukan Pangeran Tampan seperti si Snow White ditemukan: dibangunkan dengan kecupan yang terjanjikan, bukan dengan pembuktian sepatu kaca (siapa yang pernah dengar sepatu “kaca?”). Mengenakan gaun indah, tertidur diatas peraduan yang romantis, jemarinya menggenggam bunga di dada. Bukan dalam setting domestik dapur yang kotor, baju rombeng dan sapu di tangan.
Malam itu ia menghubungi Evil Queen untuk memesan tiga butir apel merah beracun.
*
*
2. EMO
Tusukan duka ke hati itu terkadang masih datang. Tiba-tiba, selalu tak terduga, mengendap-endap membayanginya. Berbagai pembenaran tak sanggup menggagalkan air mata yang kadung merebak di sudut ketiga matanya.
Perempuan itu sadar bahwa ia masih dipecundangi oleh jiwa lemahnya. Sejak saat itu, ia bahkan membenci bayangannya sendiri.
*
*
3. ASA
Tri menunggu dengan penuh harap, senyum simpul membayang di wajahnya. Seolah tak kuasa ia menahan buncah bahagia dalam dadanya. Tak sadar gadis itu beringsut ke ujung kursi, wajahnya semakin dekat dengan layar lap top yang bercahaya elektrik. Ia memelototi baris terakhir yang barusan ia ketik di bilik chat, menanti balas.
“iya baby, aku mau menikah denganmu… :) xoxoxo”
Layar laptop itu berpendar gaib, dimatanya seolah bola kristal ajaib. Di dalamnya, terbayang potongan ramalan cemerlang tentang masa depannya dengan calon suaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H