"kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia...dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia..."Sebagian paragraf pembukaan UUD 1945 mencantumkan cita-cita masyarakat Indonesia yakni meyebut kan tentang kesejahteraan umum. Salah satu bentuk dari sejahtera adalah tingginya status kesehatan masyarakat suatu negara.Â
Kesehatan di Indonesia masih menjadi sebuah permasalahan yang pelik dan butuh pemberian solusi yang tepat dan cepat guna mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sesuai yang tertera di pembukaan UUD 1945 yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini Indonesia darurat akan 3 tipe penyakit (triple burden); Penyakit infeksi menular yang telah ada sejak lama, ditambah dengan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular (PTM) seperti kencing manis dan tekanan darah tinggi, serta kembalinya beberapa penyakit yang dulunya telah dinyatakan hilang seperti campak. Adapun penanganan baik dari pemerintah maupun masyarakat sendiri masih terasa sangat kurang.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah triple burden kesehatan di Indonesia. Dalam Ilmu Kedokteran Komunitas, upaya kesehatan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki status kesehatan suatu negara adalah dengan menerapkan 5 tahap pencegahan; mulai dari upaya promotif, proteksi spesifik, diagnosis dan tatalaksana secara dini, mencegah timbulnya keterbatasan, dan rehabilitasi. Upaya-upaya tersebut akan berhasil jika dalam pelaksanaannya melibatkan unit keluarga.
Ada apa dengan keluarga? Departemen Kesehatan RI pada tahun 1998 telah mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Ketergantungan bisa dalam bentuk ketergantungan fisik, emosional, maupun legalitas. Poin ketergantungan ini menjadi titik penting kenapa keluarga harus dilibatkan dalam menangani masalah-masalah kesehatan individu. Adanya ikatan sebagai bagian dari keluarga menyebabkan terciptanya dukungan secara sosial dan emosional yang mana dalam suatu penelitian dikatakan dukungan-dukungan tersebut memberikan fungsi protektif pada kesehatan.[1]
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa tingkat kesembuhan pasien berkorelasi positif dengan pelibatan keluarga. Pada penyakit tidak menular seperti diabetes melitus (DM), dukungan keluarga memegang peranan penting dalam menjaga kualitas hidup individu penderita DM. Begitupula pada penyakit-penyakit menular, adanya partisipasi keluarga tidak hanya membantu tenaga kesehatan tapi juga mempercepat angka kesembuhan penderita. Contohnya partisipasi keluarga sebagai pengawas minum obat (PMO) pada penderita Tuberkulosis (TBC) atau partisipasi keluarga dalam merawat dan membersihkan rumah sebagai wujud pencegahan dari penyakit infeksi demam berdarah atau diare.[2]
Dari hal-hal diatas, sudah seharusnya masyarakat Indonesia berbenah. Seharusnya paradigma sakit digantikan dengan paradigma sehat dengan orientasi keluarga. Keluarga harus menjadi "tenaga kesehatan" bagi anggota keluarganya. Apabila hal-hal tersebut dijalankan dengan sebaik-baiknya, maka Indonesia tidak perlu khawatir lagi terhadap permasalahan triple burden kesehatan yang melanda negeri ibu pertiwi ini.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan keterlibatan pemerintah dan masyarakat sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional. Dari segi pemerintah, Sudah saatnya segala program upaya kehesatan nasional harus berbasis keluarga. Semua program kesehatan baik yang dijalankan Departemen Kesehatan RI maupun tingkat puskesmas harus melibatkan partisipasi keluarga.
Dalam skala nasional, pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan RI telah mengintegrasikan upaya kesehatan melalui program Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS). Latar belakang pencanangan program GERMAS adalah kurangnya partisipasi keluarga dalam hal pencegahan penyakit.[3] Program GERMAS ini telah menjadi pionir bagi stakeholder lainnya dalam mengimplementasikan suatu program kesehatan berbasis masyarakat. Namun, nyatanya program kesehatan berbasis keluarga seperti GERMAS belum begitu berhasil dalam pelaksanaannya. Dibutuhkan pengetahuan teknis pelaksanaan serta pengawasan baik dari Pemerintah Pusat yang diwakili Departemen Kesehatan RI maupun oleh pemerintah daerah.
 Hal lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah menerapkan patient and family centered care (PFCC) di setiap instansi kesehatan milik pemerintah ataupun swasta. Konsep pelayanan medis ini adalah dengan melihat pasien sebagai sebagai seorang manusia, dimana "menggunakan" keluarga dalam mengawasi dan membantu pasien untuk sembuh. Seorang pasien akan didiagnosis secara holistic, dan akan selalu bersinggungan dengan faktor keluarga.[4] Faktor keluarga ini akan menyebabkan pasien memiliki rencana penatalaksanaan yang terstruktur sekaligus upaya pencegahan agar tidak menjadi semakin parah, sekaligus mencegah agar anggota keluarga yang lain tidak ikut menderita sakit yang sama. Pemanfaatan faktor keluarga tersebut dapat diimplementasikan dalam tiap level pencegahan; dari promotif-preventif hingga rehabilitatif.
Dari segi masyarakat, banyak cara yang dapat dilakukan keluarga sebagai bagian dari masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan nasional. Mencerdaskan keluarga dengan terus belajar dan mencari informasi mengenai kesehatan merupakan salah satu contoh yang dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan. Dengan keluarga yang tercerdaskan, otomatis kesigapan akan pencegahan terhadap suatu penyakit menjadi meningkat, hal ini secara tidak langsung berdampak pada penurunan angka penyakit di Indonesia. Hal lain yang dapat dilakukan adalah mau mengikuti program-program kesehatan yang telah dicanangkan pemerintah daerah maupun puskesmas di wilayah tersebut.
Sebagai penutup, kesehatan merupakan komponen yang tak akan pernah terpisahkan dari suatu masyarakat. Bersama dengan ekonomi, politik, dan keamanan, mereka semua membangun suatu negara menjadi merdeka dan sejahtera. Sudah saatnya masyarakat Indonesia untuk semakin meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan diri dan masyarakat sekitarnya. Solusi pendekatan keluarga mungkin satu dari sekian cara dalam meningkatkan status kesehatan bangsa Indonesia, tapi dampak yang akan diberikan dari pendekatan keluarga ini menurut pemikiran saya akan sangat efektif dan bersifat jangka panjang karena melibatkan peran unit terkecil masyarakat serta keluarga sebagai komunitas terdekat dari tiap individu masyarakat Indonesia.