Peristiwa bullying kerap kali terjadi disekitar kita. Kadangkala kita tidak menyadari bahwasanya kita menjadi pelaku bullying, atau sebagai objek yang dibully. Perilaku bullying dapat mengakibatkan dampak yang sangat fatal bagi korban. Dampak tersebut tidak hanya fisik tapi juga psikis si korban.
Menurut hasil penelitian California Healthy Kids Survey, di tahun 2019 bullying memberiakan efek jangka Panjang bagi korban. Yang menunjukkan bahwa orang yang pernah menjadi korban bullying cenderung medapatkan masalah serius pada kesehatan mental. Selain mengakibatkan gangguan kesehatan mental menurut buku Celebrate Your Weirdness Positeens : Positive Teens Against Bullying, korban juga mengalami penurunan konsentrasi, merasa minder dan tidak percaya diri, muncul keinginan untuk membully sebagai bentuk balas dendam.
Jadi banyak sekali dampak bullying itu sendiri. Lantas bagaimankah cara mengatasi perilaku bullying atau perundungan ini. Menurut Unicef seseorang bisa mencegah bullying dengan menambah wawasan, memliki pendirian yang kuat, membantu teman yang mengalami perundungan. Selain itu menurut American Psychological Association (APA) orangtua juga perlu mengajari anak cara melawan perilaku bullying, tidak hanya dengan menggunakan fisik, tapi juga bisa dengan mengacuhkan pelaku.
Walaupun sudah banyak pencegahan yang dilakukan nyatanya menurut data survey PISA Indonesia tercatat sebagai negara tertinggi ke lima dengan kasus bullying yaitu 41,1%. Kondisi ini cukup memprihatinkan, sebagai generasi muda seharusnya kita lebih sadar akan bahayanya bullying. Diharapkan kedepannya masalah bullying ini dapat diatasi dengan baik dan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H