Maka dari itu, kita harus pandai memilah-milah buku yang bermutu agar tidak salah menyerap ilmu karena ilmu yang kita dapat dari membaca bisa melekat dalam jangka waktu yang lama. Salah satu contoh manfaat membaca buku yang bermutu adalah sebagai sarana membangun dan meningkatkan budaya literasi.Â
Sedangkan menurut Wien Muldian dari perkumpulan literasi Indonesia mengatakan buku dapat memperkuat kapasitas dan kompetensi personal yang akhirnya berpengaruh terhadap akses pendapatan ekonomi yang lebih baik. Maka dari itu buku yang bermutu sangat penting untuk kehidupan masyarakat.
Bagaimana dampak jika buku yang kita baca tidak bermutu? Yaitu kita akan mendapatkan kualitas informasi maupun pendidikan yang kurang baik. Selain itu, jika kita membaca buku yang tidak bermutu juga mempengaruhi daya literasi di Negara Indonesia. Daya literasi tersebut akan semakin rendah jika buku yang kita baca tidak bermutu.
Sesuai dengan Undang-Undang  Nomor 3 Tahun 2017, buku yang bermutu adalah buku yang memenuhi standar mutu yang mencakup isi, penyajian, desain, dan grafika. Jadi bisa dilihat bagaimana ciri-ciri buku yang bermutu sesuai dengan peraturan Sisbuk yang telah disahkan dalam undang-undang Nomor 3 Tahun 2017.
Oleh karena itu pelaku perbukuan memiliki hak dan kewajiban  guna memperkenalkan buku yang bermutu kepada masyarakat. Mengapa demikian? agar masyarakat tidak terjerumus dan salah dalam mengartikan suatu bacaan yang kurang tepat dan menyimpang.Â
Dan juga pelaku perbukuan perlu  melakukan pembinaan untuk meningkatkan kualitas dan buku yang dihasilkan. Bagaimana cara pembinaan bagi pelaku perbukuan? Yaitu dengan cara  pembelajaran yang intensif dan mendalam serta meningkatkan kompetensi mengenai perbukuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H