Mohon tunggu...
Atha NasywaAnanta
Atha NasywaAnanta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang kesehatan dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Malnutrisi: Apa Itu Malnutrisi?

17 Agustus 2023   08:00 Diperbarui: 17 Agustus 2023   08:13 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nutrisi sangat penting dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, dan juga mencegah terjadinya penyakit kronik seperti kekeroposan tulang (osteoporosis). Namun, jika nutrisi kita tidak terpenuhi dengan cukup maka kita bisa mengalami malnutrisi. Malnutrisi berasal dari kata "mal" berarti buruk dan "nutrisi" artinya gizi, yaitu ketidakseimbangan antara kebutuhan nutrisi dengan kebutuhan energi tubuh. Malnutrisi ini sering terjadi pada balita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga dapat terjadi pada orang dewasa.

Malnutrisi dapat menyebabkan gangguan dalam pertumbuhan fisik, misalnya seperti kasus stunting (bertubuh pendek), wasting (bertubuh kurus), dan obesitas. Selain menyebabkan gangguan dalam pertumbuhan fisik, malnutrisi juga dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan berpikir sehingga berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Selain itu, malnutrisi juga dapat mengakibatkan kematian.

Malnutrisi dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti kemiskinan dan minimnya pengetahuan. Dua hal ini menjadi faktor pendorong paling mungkin menyebabkan terjadinya malnutrisi. Maka dari itu, untuk mengatasi hal ini, pemerintah menggalakkan edukasi gizi di lingkungan masyarakat dan memberikan bantuan salah satu contohnya yaitu RTUF (ready to use therapeutic food) pada balita yang mengalami malnutrisi.

Sampai saat ini, malnutrisi masih menjadi masalah kesehatan utama yang dihadapi oleh Indonesia. Tahun 2018, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk malnutrisi terbanyak di Asia Tenggara.

Referensi :

Anisa Dewi Mentari, B. S. (2022). Pengembangan RUTF (Ready to Use Therapeutic Food) Berbahan Serealia dan Kedelai Bagi Balita Malnutrisi Akut Berat, 11-20.

UI, F. (2016, 10 9). Retrieved from Gizi Remaja: https://akg.fkm.ui.ac.id/gizi-remaja

UNICEF. (n.d.). Retrieved from Gizi: https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun