Mohon tunggu...
Atha Nasyiah Oktavia
Atha Nasyiah Oktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

FISIP Universitas Mulawarman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya Pemerintah Maldives dalam Mengatasi Perubahan Iklim

9 Mei 2024   09:09 Diperbarui: 10 Mei 2024   12:53 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Climate Change atau Perubahan Iklim merupakan isu yang saat ini tidak hanya dirasakan oleh satu negara saja, tetapi hampir seluruh negara di dunia merasakannya, menjadikan perubahan iklim sebagai isu global. Dampak dari perubahan iklim itu sendiri juga hampir dirasakan oleh seluruh negara di dunia, utamanya negara-negara kepulauan.

The Maldives atau Maladewa merupakan negara yang terkenal akan keindahan alamnya. Negara kepulauan yang terletak di Samudera Hindia tersebut dikelilingi oleh pasir putih, laut yang jernih juga langit yang cerah. tak heran Maldives menjadi tujuan wisata bagi para turis. Namun, negara yang terkenal akan keindahan alamnya ini, 80% daratannya hanya memiliki ketinggian rata-rata 1,5 meter di atas permukaan laut, yang mana, jika permukaan laut tersebut naik sebanyak 0,5 meter, pada tahun 2050 diperkirakan Maldives akan tenggelam. Dan pada saat itu, pulau-pulau yang ada di Maldives memiliki resiko kemungkinan tidak bisa lagi dihuni. Tak hanya itu, Cuaca yang ekstrem dan juga angin topan akan menjadi ancaman yang akan "menyerang" Maldives.

Di tahun 2021, beberapa pulau-pulau yang ada di Maladives bahkan sudah mengalami dampak dari perubahan iklim. Contohnya, pulau Dhiffushi yang terletak di timur Maldives ini sudah mengalami erosi dan banjir yang awalnya terjadi setidaknya dua sampai tiga kali dalam setahun menjadi dua kali dalam sebulan.

Dampak dari perubahan iklim ini juga tidak hanya berdampak pada peningkatan air laut saja, tapi juga berdampak pada sektor tourism yang mana menjadi sumber ekonomi dari Maldives. terjadinya banjir dan cuaca yang sangat buruk dapat mengganggu aktifitas parawisata dan juga bisa saja menghancurkan infrastruktur yang menjadi objek wisata di Maldives.

Upaya-upaya yang dilakukan

Dalam mengatasi dampak dari perubahan iklim ini, Masyarakat setempat melakukan adaptasi dan mitigasi. Mereka bekerjasama dengan UNESCO untuk mencari kawasan di sekitaran pulau untuk menjadi tempat tinggal berkelanjutan jikalau Maldives mengalami dampak dari perubahan iklim tersebut. Pemerintah Maldives juga sangat berupaya dalam pembangunan berkelamjutan tersebut. Mereka memiliki langkah mitigasi yang berfokus pada bagaimana cara mengurangi limbah, menciptakan sumber daya tanpa polusi, dan juga menciptakan transportasi yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim yang akan dirasakan pada masa yang akan datang.

Pada akhir tahun 2019, lebih dari 50,000 penduduk yang tersebar di kepulauan Maldives telah pindah ke Pulau Hulhumalé, sebuah pulau buatan yang dijuluki "City of Hope". Kota ini di desain untuk menghadapi dampak dari perubahan iklim dengan menggunakan pasir yang dipompa dari dasar laut hingga mencapai ketinggian kurang lebih 2 meter di atas permukaan laut. Menteri Lingkungan, Perubahan Iklim dan Teknologi Maldives, Aminath Shauna pernah meminta agar seluruh peminpin negara di dunia terus menjalankan aksi atau program untuk mengatasi perubahan iklim. Yang mana, dampak dari perubahan iklim ini sendiri akan sangat berdampak tidak hanya pada negara kepulauan seperti Maldives, tapi juga seluruh negara di dunia ini.

Pada tahun 2008 juga mantan Presiden Nasheed pernah mengumumkan rencananya untuk membeli sejumlah wilayah di India, Sri Lanka dan Autralia. Hal ini ia lakukan karena kekhawatirannya terhadap kemungkinan tenggelamnya pulau-pulau di Maldives yang disebabkan oleh naiknya permukaan air laut.

"We do not want to leave the Maldives, but we al so do not want to be climate refugees in tents for decades" Ucap Presiden Nasheed pada saat itu.

Satu tahun setelahnya, di bulan Oktober 2009, Presiden Nasheed pernah mengadakan rapat kabinet di bawah air untuk menarik perhatian dunia terhadap ancaman yang akan dihadapi negara-negara kepulauan seperti Maldives karena naiknya permukaan air laut yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun