Mohon tunggu...
Athallah Hanin Alfarizi
Athallah Hanin Alfarizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halooo, aku Athallah Hanin Alfarizi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, aku menyukai otomotif dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mencicipi Gudeg Legendaris di Yogyakarta, Kuliner Tradisional yang Tetap Bertahan di Tengah Zaman

27 Desember 2024   11:39 Diperbarui: 28 Desember 2024   18:45 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gudeg Yu Djum Pusat, Daerah Istimewa Yogyakarta

Yogyakarta - Di tengah maraknya inovasi kuliner modern dan tren makanan kekinian, ada satu sajian tradisional yang tetap kokoh mempertahankan cita rasa autentiknya. Gudeg Yu Djum adalah salah satu ikon kuliner khas Yogyakarta yang sudah dikenal selama bertahun-tahun. Lebih dari sekadar makanan, gudeg ini merepresentasikan dedikasi, ketekunan, dan cinta dalam setiap porsinya. Gudeg Yu Djum telah memperoleh Sertifikat Halal dari MUI, menjamin kehalalan setiap bahan baku yang digunakan. Rute paling mudah menuju Gudeg Yu Djum Pusat adalah melalui Selokan Mataram, dengan petunjuk arah yang jelas di sepanjang jalan. Dengan sejarah yang kaya dan komitmen terhadap kualitas, Gudeg Yu Djum menjadi salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Yogyakarta. Bangunan Gudeg Yu Djum mengusung konsep tradisional dengan nuansa yang nyaman dan hangat, di mana pengunjung dapat melihat langsung proses memasak gudeg yang dilakukan secara tradisional.

Sejarah Panjang Gudeg Yu Djum

Gudeg Yu Djum memiliki sejarah yang kaya dan panjang. Yu Djum, sang pendiri, mulai menjual gudeg sejak tahun 1950-an. Awalnya, ia berkeliling menjajakan gudeg dari rumah ke rumah di kawasan Wijilan, yang kini dikenal sebagai pusat gudeg di Yogyakarta. Dengan tekad dan semangat yang tinggi, Yu Djum berusaha menghadirkan cita rasa gudeg yang otentik dan berkualitas. Berkat cita rasanya yang khas, Gudeg Yu Djum semakin populer dan kini dikelola oleh generasi penerusnya. Meskipun dikelola oleh keluarga, kualitas rasa dan metode tradisionalnya tetap dijaga dengan baik, sehingga setiap porsi gudeg yang disajikan tetap memiliki keaslian yang sama seperti yang dibuat oleh Yu Djum di masa lalu.

Rahasia di Balik Kelezatan Gudeg Yu Djum

Gudeg Yu Djum memiliki cita rasa manis gurih yang khas dengan tekstur nangka muda yang lembut. Proses memasaknya menggunakan bumbu tradisional seperti lengkuas, daun salam, dan gula aren, yang dimasak dalam waktu berjam-jam menggunakan kuali tanah liat. Teknik ini memastikan setiap bumbu meresap dengan sempurna.

Tidak hanya itu, kelezatan gudeg ini semakin lengkap dengan tambahan lauk seperti ayam kampung opor, telur bacem, tahu, tempe, dan sambal krecek pedas yang menggugah selera. Setiap lauk memiliki karakteristiknya sendiri, namun ketika disajikan bersama gudeg, mereka saling melengkapi dan menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Antrean Panjang yang Tak Pernah Sepi

Setiap hari, Gudeg Yu Djum selalu dipenuhi oleh pelanggan setia, baik dari warga lokal maupun wisatawan. Banyak dari mereka rela datang pagi-pagi untuk memastikan mendapatkan seporsi gudeg Yu Djum yang dikatakan sebagai pusat dari kuliner gudeg sebelum habis. Popularitas gudeg ini semakin meningkat berkat ulasan positif dari berbagai food blogger dan liputan media lokal maupun internasional.

Gudeg Yu Jum dikenal karena menyajikan dua jenis gudeg, yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Keistimewaan Gudeg Yu Jum terletak pada ciri khasnya yang membedakannya dari warung gudeg lainnya. Salah satunya adalah gudeg kering yang lebih tahan lama dibandingkan dengan gudeg basah, sehingga sering dijadikan pilihan oleh-oleh khas Jogja. Gudeg kering ini banyak diminati oleh wisatawan yang berkunjung atau berlibur ke Jogja. Selain itu, Gudeg Yu Jum telah menjadi ikon kuliner Jogja dengan rasa khas yang otentik.

Bagi banyak orang, menikmati Gudeg Yu Djum bukan hanya sekadar makan, tetapi juga merasakan pengalaman budaya yang kaya akan cerita dan nilai tradisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun