Mohon tunggu...
Reza Athabi Zayeed
Reza Athabi Zayeed Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lulusan Program Studi Manajemen SDM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Seorang yang memiliki fokus peminatan pada ranah keilmuan Pengembangan SDM, Organisasi, Psikologi, dan Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Makna Idealisme yang kita pahami selama ini sudah tepat ?

26 November 2023   10:27 Diperbarui: 26 November 2023   10:31 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Makna idealisme sekarang nampaknya telah memiliki konotasi yang negatif, jauh dari apa yang dimaksud dari idealisme itu sendiri. Hal ini terjadi karena idealisme dipahami dan dimaknai pada ranah kehidupan praktis dan pragmatis. Salah satu celotehan yang sering saya dengar ketika berdiskusi dengan kawan-kawan adalah "udah jangan terlalu idealis ntar kalo lulus juga butuh kerja dan cari duit".

Mungkin maksud dari ucapan tersebut baik, menuntut kita untuk bersikap realistis terhadap kehidupan, Tetapi tidak harus dinegasikan dengan kata idealis. Hal tersebut seakan mempertentangkan antara idealisme dengan realita, padahal dua-duanya saling memiliki kesinambungan dan keterkaitan. Bisa saja ungkapannya menjadi seperti ini "ga papa jadi orang yang berprinsip, tapi juga harus bisa beradaptasi dengan tuntutan-tuntutan kehidupan". Pak Faiz, selaku pengampu Ngaji filsafat juga pernah mengatakan bahwa sejatinya idealisme adalah suatu hal yang bagus dengan diimbangi kemampuan membaca realita.

Nampaknya apa yang diungkapkan oleh Pak Faiz adalah sesuatu yang harus benar-benar kita pahami secara seksama. Agar dalam memahami suatu istilah, kita bisa mencapai makna sebenarnya dari istilah yang dimaksud. Pemahaman yang baik akan suatu istilah akan mempermudah kita dalam menempatkannya pada konteks dan situasi yang pas.

Sejatinya makna idealisme dapat dipahami dari asal katanya. Yakni ideal. Walaupun, jika kita lihat di KBBI. Secara garis besar makna idealisme memiliki dua pengertian yang berbeda. Makna yang pertama adalah idealisme sebagai aliran filsafat. Idealisme sebagai aliran filsafat menganggap pikiran atau ide sebagai satu-satunya hal yang benar dan dapat dicamkan serta dipahami. Makna pertama berasal dari akar kata " idea" yang berarti pikiran atau gagasan. Sedangkan makna yang kedua berasal dari kata "ideal". Makna kedua menyebut, idealisme sebagai segala urusan dalam hidup atau kehidupan itu sendiri yang didasarkan pada cita-cita dan patokan yang dianggap sempurna. Kiranya makna kedua itulah yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, tetapi juga sering mengalami pergeseran maknanya.

Dengan mencermati dan memahami kembali pengertian yang kedua dari istilah idealisme. Kita bisa menangkap maksud yang sebenarnya. Idealisme sebagai sesuatu yang menuntut kita agar memiliki prinsip serta komitmen dalam menjalani kehidupan. Artinya tidak mencla-mencle dalam bertuturkata, bersikap, dan bertindak dalam keseharian. Oleh karena itu, sebenarnya pengertian idealisme memiliki makna yang sangat luhur. Sesuatu yang luhur harus ditempatkan pada posisi dan porsi yang pas agar tidak mengalami bias dalam pemaknaannya. Bukan pada hal yang sifatnya remeh temeh dan penuh dengan basa-basi.

Sebagai orang yang memiliki prinsip dan komitmen serta tidak mencla-mencle dalam berperilaku, saya agak geram ketika makna idealis yang begitu luhur menjadi terdistorsi hanya karena penempatan istilahnya pada konteks yang kurang pas. Menurut saya kata idealis akan lebih pas dan relevan jika ditempatkan pada hal-hal yang memiliki level sama atau sesuai dengan makna idealis itu sendiri. Contoh dalam konteks perlawanan terhadap kedzaliman para oligarki dinegri ini. Kita bisa menggunakan istilah tersebut, Misalnya : "Cak Nun adalah salah seorang tokoh kebudayaan bangsa yang memiliki prinsip teguh dalam menentang segala kebatilan. Idealismenya patut dicontoh oleh para generasi muda penerus bangsa".  

Mungkin bagi sebagian orang apa yang saya utarakan terlalu lebay, berlebihan atau bahkan kolot. Tetapi itulah yang benar, kita bisa berbicara mengenai konsep dan gagasan dengan baik ketika definisi dari istilah-istilah yang ada dalam pembahasan tersebut kita pahami dengan baik. Dengan menaruh konsen terhadap makna dari definisi bukan berarti kolot dan memperibet, tetapi inilah salah satu jalan agar dari setiap percakapan,  diskusi atau bahkan  perdebatan bisa menemui pemahaman yang selaras dan tidak mengalami kerancuan.

Pun sama halnya dengan istilah idealis yang harus benar-benar kita pahami dengan seksama maknanya. Sebelum kita gunakan dan tempatkan pada percakapan, diskusi, atau perdebatan dalam keseharian. Sehingga apa yang kita tempatkan dapat sesuai dengan makna yang sebenarnya dari istilah yang dimaksud. Maka dengan ini kita bisa lebih paham bahwa makna idealis tidak sedangkal itu sehingga  tidak pas dan sesuai jika digunakan dalam konteks dan situasi apapun. Hanya pada konteks dan situasi yang pas serta relevan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun