Mohon tunggu...
Atep Afia Hidayat
Atep Afia Hidayat Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati sumberdaya manusia dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Pemasaran Melalui Facebook, Twitter dan Koprol

5 Maret 2011   10:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:03 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12993195801595451813

Oleh : Atep Afia Hidayat -

Keberadaan situs jejaring sosial kini terus merambah kehidupan manusia. Secara geografis, situs jejaring social mampu menembus pedesaan, yang terpencil sekalipun. Tak heran jika seseorang yang berada di pedalaman Kabupaten Kutai Kertanegara, Kaltim, kini dengan mudah bisa menjalin interaksi sosial melalui Facebook dengan seseorang yang berada di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Jarak antar lokasi kini bukan hambatan yang berarti, bahkan interaksi terjalin antar benua, dari ujung Afrika ke ujung Amerika. 

Dalam perkembangannya situs jejaring sosial bisa dimanfaatkan untuk beragam kepentingan, mulai menjalin pertemanan, kampanye program tertentu (pendidikan, sosial, agama, lingkungan, kesehatan, dan sebagainya), sampai promosi dan pemasaran produk atau jasa tertentu.

Adanya kemajuan yang pesat dibidang teknologi informasi diimbangi dengan kemajuan teknologi transportasi dan manajemen logistik. Hal tersebut makin memudahkan terjadinya lalulintas manusia sekaligus barang.Dua hal tersebut selayaknya menjadi peluang usaha yang harus dimanfaatkan. Dalam hal ini, bagaimana mendayagunakan situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Koprol atau yang lainnya untuk memasarkan produk.

Lantas, bagaimana strategi pemanfaatan situs jejaring sosial untuk pemasaran ? Menurut Danny Wirianto, Chief Marketing Officer KasKus, dalam Seminar SparX Up "Understanding Social Media Trends 2011" di Hotel Santika, Jakarta, 10 Januari 2011 lalu, bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memulai pemasaran di media sosial.

Proses pemasaran melalui situs jejaring sosial harus diawali dengan riset (read before write). Mekanisme pemasaran akan lebih efektif jika disertai dengan riset. Riset antara lain menyangkut karakter pengguna situs jejaring social. Perhatikan cara komunikasi dan apa yang dikomunikasikan dalam media itu. Dalam hal inikenali apa yang mereka bicarakan, lantas dibuat analisisnya. Langkah berikutnya buatlah strategi kecil dan lemparkan (terapkan atau aplikasikan).

Hal yang cukup penting laksanakan insepsi (inception), sebagaimana yang ada di film Inception. Berdasarkan catatan Wikipedia, Inception merupakan sebuah film fiksi ilmiahdari Amerika Serikat, yang diproduksi dan beredar tahun 2010. Film yang disutradai oleh Christopher Nolan ini mengisahkan tentang Dom Cobb (diperankan oleh Leonardo DiCaprio), yang berusaha mengambil informasi dari korbannya dengan cara masuk ke dalam mimpi mereka dan menginsepsi pikiran para korbannya. Mimpi tersebut menjadi ruang bagi keseluruhan tim untuk menanamkan pemikiran tertentu ke dalam otak para korban.

Dalam halkomunikasi harus dijalin secara personal, sehingga muncul kesan bahwa produk baru masih rahasia. Dengan perlakuan seperti itu, orang akan merasa dianggap istimewa. Ada kesan ekslusif dan begitu dipentingkan. Biasanya sesuatu yang sifatnya “rahasia” akan menjadi daya tarik tersendiri, yang memiliki semacam magnet untuk disebar-luaskan. Informasi tentang produk yang dianggap rahasia tersebut, dengan sendirinya akan menyebar luas. Apalagi dengan keberadaan situs jejaring social, makin rahasia makin luas penyebarannya.Hal tersebut jelas menjadi keuntungan yang besar bagi produsen atau pemasar.

Setiap situs jejaring sosial memiliki keunikan masing-masing, dengan demikian dalam pemanfaatannya sebagai media pemasaran tidak bisa disama-ratakan. Setiap situs jejaring social memiliki pengguna dengan karakter yang berbeda. Strategi yang efektif jika diterapkan di Koprol misalnya, belum tentu bisa digunakan di Facebook atau Twitter. Menurut Danny Wirianto, jangan pukul rata. Jadi, kalau di Facebook, misalnya, jangan lalu pasang hasil scan pamflet promosi dan di-tag ke banyak nama. Kalau caranya seperti itu, pasti akan diabaikan oleh pengguna. (www.tekno.kompas.com)

Hal lain yang cukup penting menyangkut pemasaran berbasis situs jejaring social ialah kemampuan membangun keterkaitan (engagement) dengan konsumen. Bagaimanapun relasi dengan konsumen harus dipertahankan, selain itu kepercayaan dan loyalitas terhadap produk perlu terus dibangun. Senjata yang cukup ampuh untuk membangun keterkaitan ialah dengan member konsumen semacam pengalaman yang tidak terlupakan. Sebagai contoh, apa yang ditempuh Facebook dalam menyediakan aplikasi game Farmville. Keunggulan Facebook sebagai situs jejaring social nomor satu di dunia, tidak terlepas dari kepiawaiannya dalam menyediakan aplikasi game yang mampu “menjerat” penggunanya. Strategi ini merupakan salah satu cara mengembangkan keterkaitan.

Begitu luar biasa pengaruh situs jejaring sosial, hal ini bisa dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan keterkaitan dengan konsumen atau calon konsumen. Melalui situs jejaring sosial beragam isu yang beredar di masyarakat tentang produk tertentu bisa dengan mudah diketahui. Apakah suatu produk mendapat apresiasi baik atau buruk, tentu saja harus menjadi bahan pantauan dari pihak perusahaan, dalam hal ini bagian humas (public relation).

Selain rajin memantau perkembangan seputar produknya di media cetak dan elektronik, Humas perusahaan harus lebih memperhatikan kabar dari situs jejaring sosial. Dalam hal ini keterkaitan atau engagement bisa diterapkan dengan merespons secara cepat masalah yang muncul berkaitan dengan citra produk, setelah itu harus dilakukan klarifikasi secara cepat, sehingga kemungkinan beredarnya isu atau citra negatif bisa diredam.

Situs jejaring sosial menjadi media yang efektif dan efisien dalam memasarkan produk. Namun untuk mengeksplotasi potensinya diperlukan beragam strategi yang jitu. Dalam hal ini beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain riset pemasaran, mengembangkan insepsi (inception), komunikasi personal dan mengembangkan keterkaitan (engagement). (Atep Afia).

Sumber Gambar:

http://www.zealousweb.net/img/internet-marketing-services-india.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun