Oleh : Atep Afia Hidayat - Nama Ninih si cantik penjual getuk kini menjadi trending topic di berbagai media sosial. Dalam hitungan hari sejak foto Ninih di upload oleh seorang pengguna aktif media social, maka seperti melebihi kecepatan virus berkembang biak, foto itu pun menyebar, baik secara intra media sosial yang sama, maupun inter media sosial. Ninih yang muda dan cantik menjadi perhatian masyarakat yang melek internet, selanjutnya media televisi pun “tergoda” untuk menghadirkan Ninih dalam beragam acarnya, terutama talk show. Tidak sampai di situ saja, kalau kita menggunakan kata kunci “Ninih” digandengkan dengan “Getuk”, maka mesin pencari Google pun akan merespon dengan cepat. Sebgai catatan, hasil pencarian hari Kamis, 4 Desember 2014, pukul 14.38 WIB sudah menunjukkan 379.000 hits. Sementara pada hari Sabtu, 6 Desember 2014, pukul 16.39 WIB sudah mencapai 490.000 hits. Ada beragam informasi mengenai Ninih, mulai dari format berita atau artikel, foto sampai video. Bukan hanya menjadi sajian blog-blog amatir, namun ditampilkan juga oleh portal-portal berita papan atas. Kalau kita analisis mengenai booming pemberitaan mengenai sosok Ninih, sebenarnya merupakan sinergi antara tiga faktor. Pertama, patut diakui bahwa wajah Ninih memang tergolong cantik. Ada anggapan umum bahwa wanita cantik biasanya memiliki status sosial yang lebih baik. Nah, si cantik Ninih ternyata menjadi penjual asongan di sebuah jembatan penyebrangan di Jakarta. Kedua ialah faktor getuk, makanan tradisional yang ternyata bisa menembus megapolitan Jakarta. Lain ceritanya seandainya Ninih berjualanjenis makanan yang dianggap modern seperti donat, pizza dan sejenisnya. Ketiga ialah faktor media sosial yang memiliki kekuatan untuk meroketkan nama seseorang, sebagaimana pernah terjadi ka sus Keong Racun, Ayu Tingting, Norman Kamaru dan Cita Citata. Akhirnya tinggal menunggu waktu saja, maka Ninih pun akan menjelma menjadi selebritis baru Indonesia, apalagi dengan dukungan media televisi yang pengaruhnya tidak kalah kuat dengan media sosial yang berbasis internet. Selamat dan sukses untuk Ninih, jangan lupa dengan getuknya supaya menjadi makanan yang lebih dikenal, bahkan secara internasional. Begitu pula dengan Kota Indramayu sebagai tempat asal Ninih, juga perlu lebih dipopulerkan, terutama menyangkut potensi wilayah yang dimikinya. Tinggal menunggu waktu, sudah bisa diduga kini masyarakat dan pemerintah daerah Indramayu bakal lebih peduli pada keberadaan Ninih. (Atep Afia Hidayat). Dipublikasikan juga melalui :
Gambar: Facebooker - Anteve
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H