Oleh: Atep Afia Hidayat - Sampai saat ini Kompasiana sudah menyandang status sebagai media warga online terbesar di Indonesia. Kompasiana menjadi ajang untuk berbagi informasi, opini, atau sekedar mencurahkan perasaan yang berkecamuk (Curhat). Dengan kata lain menulis apa saja di Kompasiana pasti dimuat, karena warga memiliki kebebasan untuk menulis, menyunting dan memposting atau mempublikasikan. Tak-tik-tuk kata-demi kata terangkai menjadi kalimat, paragrap dan tulisan, lantas posting, tersebarlah ke warga lain, baik yang berstatus Kompasioner atau bukan.
Persoalannya ada orang-orang tertentu yang menulis hanya sekedar mencari sensasi atau kepuasan sesaat, dengan tanpa menghiraukan dampak dari tersebarnya tulisan. Saat memposting mungkin lupa atau pura-pura lupa bahwa Kompasiana adalah ranah publik, yang dibaca dan diperhatikan banyak orang. Bagi sebagian orang Kompasiana adalah media pembelajaran, dengan asumsinya bahwa yang menulis di Kompasiana adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan atau pengalaman dan hendak berbagi.
Sudah sepantasnya tulisan yang muncul di Kompasiana hanya yang sehat dan moderat. Sebagaimana induk semangnya Harian Kompas, terkenal sebagai media yang moderat yang menjunjung amanat hati nurani rakyat. Jutaan pembaca merasa nyaman bahkan teredukasi dengan beragam konten di dalamnya. Harian Kompas pun telah tumbuh dan berkembang menjadi media pembelajaran yang menyehatkan.
Kompasiana seringkali diisi tulisan yang mengusung kebebasan dan liberal, bahkan seperti hendak melecehkan nilai dan norma tertentu yang diyakini mayoritas rakyat. Padahal sejatinya Kompasiana adalah media bersama, bukan media segelintir orang tertentuyang dengan seenaknya mencurahkan pemikirannya yang “nyeleneh”, “ganjil” dan “ngasal”. Tulisan seperti itu sebenarnya hanya layak dipublikasikan di blog pribadi, bukan di media warga.
Keberadaan admin semestinya menjaga “kesehatan” dan “kemoderatan” Kompasiana. Sebagaimana kebijakan pengelola yang berupaya menghindari miring ke kanan, maka semestinya miring ke kiri pun harus dijauhi. Kompasiana bukan sekedar “mesin posting”, namun media warga yang tetap memiliki etika jurnalisme. Sepertinya admin sering kecolongan atau sengaja meloloskan konten yang “aneh-nyeleneh”, “sensasional” dan “provokatif”, karena konten yang demikian biasanya banyak diklik, dibaca atau dikomentari.
Kompasiana saat ini (8 Juli 2011) memiliki Alexa Traffic Rank 37 di Indonesia dan 3.525 di dunia. Prestasi yang luar biasa, mengingat media online ini masih berusia relatif muda. Peringkat 37 menunjukkan situs web Kompasiana cukup berpengaruh di Indonesia. Nah, hendaknya pengaruh yang ditimbulkannya menyamankan, menyehatkan dan mencerdaskan “penikmatnya”. (Atep Afia).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H