Mohon tunggu...
Atep Afia Hidayat
Atep Afia Hidayat Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati sumberdaya manusia dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Indoleaks, Wikileaks-nya Indonesia ?

13 Desember 2010   02:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:46 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Oleh : Atep Afia Hidayat -

Seluruh dunia sempat gonjang-ganjing, yaitu karena Wikileaks, dengan alamat http:// www.wikileaks.com, mengungkap ratusan ribu dokumen rahasia Pemerintah Amerika Serikat dan dokumen terkait beberapa negara lain. Situs Wikileaks saat ini hanya bisa dibuka melalui URL http://213.251.145.96/. Tidak mau kalah dengan Wikileaks, di Indonesia, tepatnya sejak 10 Desember 2010,  muncul situs sejenis dengan alamat   http://www.indoleaks.org/.  Indoleaks bisa saja membuka kegelapan atau kesamaran informasi tertentu yang selama ini hilang atau disembunyikan.

Kalau dilihat sepintas memang tampilan situs web ini sangat sederhana, home page-nya didominasi latar warna hitam, dengan tulisan putih, abu-abu dan merah. Situs ini menampilkan slogan : "Sebab Informasi Adalah Hak Asasi".  Catatan sampai 13 Desember 2010, pukul 09.45 WIB jumlah dokumen yang dipublikasikan baru  mencapai 14, dengan katagori G30S (3), Kasus Lapindo (3), Kasus Munir (2), dan Orde Baru (6).  Menurut pemantauan Kompas (tekno.kompas.com, 10 Desember 2010), sejauh ini dokumen-dokumen yang diungkap bukanlah dokumen yang baru menjadi sorotan publik. Dokumen-dokumen tersebut sudah lama beredar di internet.

Yang luar biasa dari Indoleaks jumlah pengunduhnya, sampai hari Senin, 13 Desember 2010, pk. 09.25, sudah mendekati 550 ribu orang. Luar biasa, jumlah pengunduh mencapai lebih dari 137 ribu orang per hari.

Menurut pengelolanya,  Indoleaks muncul sebagai jawaban atas kebuntuan informasi. Terutama informasi yang berpeluang menjadi bumerang bagi penguasa, politisi dan kaum jahat lainnya di Indonesia. Indoleaks berusaha memilah dan memilih dokumen yang seharusnya diketahui publik, dari ratusan koleksi Indoleaks. Kami akan terus mendobrak kebuntuan informasi, dengan mempublikasikan hak kita yang bernama informasi. Demikian pernyataan Indoleaks pada halaman "Tentang Kami".

Ya, seperti beberapa  dokumen yang dipublikasikan Indoleaks yang umumnya menggunakan fasilitas penyimpanan Google docs, yang meskpun menurut pengamatan Kompas.com sudah beredar lama di internet, tetap saja membuat penasaran bagi banyak orang.  Apakah pengelola Indoleaks ini benar-benar mau menjalankan misinya mengurai kebuntuan informasi, karena informasi adalah hak asasi. Atau hanya sekedar mencari sensasi dan menduplikasi kehebohan Wikileaks, kita tunggu saja perkembangan berikutnya.

Selain itu, bagaimana reaksi pemerintah terhadap keberadaan Indoleaks juga sampai hari ini belum ada. Dalam hal ini Menteri informasi dan Komunikasi, Tiffatul Sembiring, belum menyampaikan pernyataan apapun. Bagaimanapun era reformasi adalah era keterbukaan informasi, di sisi lainnya memang benar bahwa informasi merupakan hak setiap warga negara. Begitu pula demokrasi yang sehat ditandai dengan aliran informasi yang lancar, tanpa hambatan dan kebuntuan.

Persoalannya, apakah seluruh informasi harus dibuka? Lantas, bagaimana keuntungan dan kerugian jika sebuah informasi diungkap ke publik secara transparan ? Di sisi lainnya, apakah publik benar-benar membutuhkan informasi tersebut ? Ya, segala sesuatunya harus disikapi secara bijak. (Atep Afia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun