Oleh : Atep Afia Hidayat -
Internet saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang. Tiada hari tanpa online, sehingga di mana pun berada selalu berusaha mengakses internet.
Pengguna internet berselancar ria di dunia maya dengan beragam kepentingan, mulai dari dalam rangka belajar, hiburan, bergaul, kerja, dan sebagainya. Dalam hal ini banyak aspek positif dari internet, selain itu tentu saja banyak juga aspek negatifnya.
Internet adalah jembatan yang menyeberangkan seseorang dari satu posisi ke posisi lainnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak kenal menjadi kenal, dari tidak terampil menjadi terampil, dan dari tidak terkenal menjadi terkenal.
Media internet berisi ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni yang siap diakses selama 24 jam. Tak heran jika ada yang mengatakan, kalau sekedar belajar sesuatu lebih baik memilih internet dibanding universitas. Nah lho ! Berarti perlahan tapi pasti peran universitas atau sekolah akan digeser internet, terutama kalau paradigma lama masih bertahan. Jika sebelumnya dosen atau pengajar berperan sebagai transformator ilmu pengetahuan, maka kedudukannya akan digantikan oleh internet. Posisi pengajar harus beralih dari seorang transformator menjadi seorang motivator dan inspirator.
Sudah banyak contoh kasus mengenai orang yang sukses dibidang tertentu dengan tanpa guru, tetapi hanya belajar dari internet. Bahkan pembelajaran di internet tidak mengenal batas usia. Ada anak usia TK atau SD memiliki kemampuan yang canggih dibidang teknologi informasi, seperti dalam pembuatan software anti virus atau game edukasi, ternyata bermodalkan belajar dari internet.
Memperhatikan fenomena pembelajaran di internet, sudah selayaknya para guru, dosen atau siapaun yang bergerak dibidang pendidikan supaya lebih melek internet. Mereka diharapkan aktif dalam mengunduh atau mengunggah file yang berhubungan dengan proses belajar dan mengajar.Setiap pengajar perlu memiliki web-blog edukasi yang dapat diunduh oleh murid atau masyarakat luas. Dalam hal ini perlu ada kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang mewajibkan para guru dan dosen untuk memiliki web edukasi atau minimal web-blog edukasi.
Kenapa web-blog edukasi ? Karena banyak situs web nasional dan internasional yang menyediakan fasilitas nge-blog secara gratis, seperti Wordpress.com, Blogspot.com, Blogdetik.com, Kompasiana.com dan sebagainya.
Antara proses pendidikan dengan teknologi informasi semakin tidak terpisahkan. Dengan penggunaan teknologi informasi, maka proses pendidikan akan lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini Kemendiknas perlu membuat portal web-blog edukasi yang di dalamnya berisi link seluruh web-blog guru dan dosen di seluruh Indonesia. Bisa saja diberi nama “Portal Web-Blog Edukasi Indonesia” atau PORWEBEI. Bisa juga blog yang dibuat para pengajar ini dijadikan salah satu poin untuk penilaian kepangkatan.
Tentu saja membuat blog yang dikelola dengan serius akan memberikan nilai informasi edukasi yang lebih luas. Jangkauannya tidak hanya sebatas sekolah atau kampus, namun sedunia. Apapun karya guru atau dosen mulai dari artikel, makalah, jurnal atau e-book bisa diposting melalui blog edukasinya. Bayangkan di Indonesia ada ribuan professor atau guru besar yang tentu saja memiliki ilmu dan pengetahuan yang mumpuni, namun sangat disayangkan hanya sedikit saja yang memiliki web-blog. Begitu pula pengajar yang bergelar S3 lulusan dalam dan luar negeri jumlahnya mencapai puluhan ribu orang, dan yang memiliki blog untuk mempublikasikan pengetahuan, hasil pemikiran dan penelitiannya hanya sedikit saja. Ya, pokoke mulai dari guru besar sampai guru biasa perlu memiliki web-blog edukasi.
Nah, ini sekedar gagasan dari saya, mudah-mudahan mendapat tanggapan serius dari Mendiknas Mohammad Nuh dan segenap jajarannya. Inilah inovasi untuk dunia pendidikan di Indonesia. Disampaikan melalui Kompasiana mengingat sekarang sudah menjadi situs web edukasi terkemuka di Indonesia. Gagasan inipun diharapkan mendapat dukungan seluruh Kompasioner. (Atep Afia, pengelola web-blog edukasi http://atepafia.blog.mercubuana.ac.id dan web edukasi http://www.pantonanews.com/beranda ).
Sumber Gambar :
http://edukasi.kompas.com/read/2010/11/10/22312728/Guru.bak.Seniman.Bukan.Tukang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H