Mohon tunggu...
Atep Afia Hidayat
Atep Afia Hidayat Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati sumberdaya manusia dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harmoni Kala Senja

30 Oktober 2011   03:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:18 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Atep Afia Hidayat - Setiap manusia dianugerahi waktu 24 jam sahari semalam, dan terus berulang sampai batas waktu yang ditentukan. Setiap orang memiliki kebebasan untuk penggunaan dan pengalokasian waktu, mau tidur 24 jam, mau melek 24 jam, atau mau bekerja 24 jam. Setiap orang memiliki jam biologis dan jam psikologisnya masing-masing, kapan saatnya tidur dan kapan bangun, kapan begitu bergairah dan kapan dilanda bête. Kalau mau sehat secara berkelanjutan kuncinya harus menjalani kehidupan dengan penuh keseimbangan.

Nah, saat penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) disebuah desa yang ada di Cimalaka, Sumedang, bertahun-tahun yang lalu, penulis ditempatkan di sebuah rumah yang penghuninya sudah Manula, mungkin hampir kepala delapan, namanya Kakek Wirta. Namun ada hal yang sangat luar biasa, Kakek Wirta begitu enerjik, bugar, semeringah dan full ceria. Dalam usianya yang melebihi tiga perempat abad, beliau masih mampu memanjat pohon aren, bahkan kelapa. Lalu apa rahasianya ? Nah ini dia, Nenek Wirta tak sungkan untuk mengungkapkannya, ternyata "Si kakek cepat bangun dan keluar duluan". Maka meluncurlah pertanyaan yang menunjukkan keheranan penulis, "Apa ?"

Ya, Kakek Wirta dalam kesehariannya selalu cepat bangun. Menurut Nenek Wirta, satu sampai dua jam sebelum adzan shubuh berkumandang si kakek sudah terbangun. Mulai beraktifitas, terutama menjalin interaksi dengan yang menciptakannya, Allah SWT. Sekitar jam dua lewat sampai menjelang shubuh, Kakek Wirta begitu khusyuk berdo'a, berdzikir, memfokuskan kesadaran, pikiran, perasaan dan totalitas dirinya kepada ALLH SWT. Selanjutnya, sekitar dua puluh menit sebelum adzan terdengar Kakek Wirta bergegas keluar rumah, menuju mesjid terdekat, jaraknya sekitar 500 meter. Tanpa disadarinya Kakek Wirta telah membangun tubuh yang sehat dengan berjalan kaki hampir satu kilo meter, setiap shubuh, nyaris sepanjang hidupnya. Belum termasuk berjalan menuju sawah dan kegiatan fisik lainnya. Berpuluh-puluh tahun, Kakek Wirta memang selalu cepat bangun dan keluar duluan. Fisiknya senantiasa sehat, bugar dan prima. Hal itu tak lain karena cara berpikir, sikap hidup dan tindakannya yang harminonis dengan waktu, serasi dengan alam, dan seimbang dengan menjalin interaksi sosial yang hangat.

Sebagian orang diberi kesempatan untuk menua. Ada yang masa tuanya begitu bahagia, senantiasa menikmati detik demi detik yang berlalu. Ada juga yang masa tuanya hampa, tidak bergairah, dengan menjalani kehidupan ala kadarnya. Ironisnya banyak orang yang terlalu cepat merasa tua. Sebagai contoh, banyak pegawai negeri yang dipensiun pada usia 50 tahunan, seketika itu juga langsung "menua-kan" diri, nyaris tidak berbuat apa-apa lagi. Hal itu tak lain karena sikap dan gaya hidup yang teramat statis, tidak seperti Kakek Wirta yang selalu cepat bangun dan keluar duluan.... (Atep Afia).

PantonaNews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun