[caption id="attachment_135324" align="alignleft" width="300" caption="Sumber Gambar : www.tribunnews.com"][/caption] Atep Afia Hidayat - Menarik sekali apa yang dilontarkan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah, yaitu pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan tudingan KPK disetir oleh kepentingan asing (Detiknews.com, 6 Oktober 2011). Lontarannya juga disampaikan dalam forum resmi diliput dan dikutip berbagai media.
Fahri sudah jelas bukan orang sembarangan, dia adalah anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakrat (DPR), yang membawahi bidang hukum dan hak asasi manusia (HAM). Fahri menjadi anggota DPR sejak tahun 2004, mewakili daerah kelahirannya Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebelum masuk parlemen, Fahri adalah aktivis organisasi dan gerakan kemahasiswaan yang dekat dengan tokoh reformasi Amin Rais. Fahri juga merupakakan akademisi di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (UI). Fahri juga merupakan tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Lebih jauh tentang Fahri bisa dilihat melalui www.fahrihamzah.com .
Perkataan resmi tokoh sekaliber Fahri jelas tidak bisa diabaikan begitu saja. Sudah jelas Fahri mengacu pada satu latar belakang masalah dan data yang jelas. Mana mungkin Fahri bicara kalau tidak punya data. Lontarannya menjadi pertaruhan, baik untuk kredibilitas dirinya maupun untuk partainya yang mengusung semboyan bersih dan peduli. Hal yang diungkapkannya, yatu pembubaran KPK dan KPK disetir oleh kepentingan asing, perlu dibuktikan secara terbuka. Jika terbukti demikian, maka Fahri adalah “pahlawan”, karena dapat mengungkap yang tersembunyi. Namun jika tidak terbukti, maka mereduplah karir politik Fahri.
Keberadaan KPK dalam carut-marutnya kondisi pemerintahan yang sedang berlangsung begitu penting. KPK sebagai institusi yang dianggap mampu membongkar beragam kasus korupsi. Tidak dapat dipungkiri, selama ini beberapa tokoh KPK mendapat tekanan, serangan dan konspirasi pihak tertentu. KPK yang memiliki visi mewujudkan lembaga yang mampu mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi, serta misi pendobrak dan pendorong Indonesia yang bebas dari korupsi, dan menjadi pemimpin dan penggerak perubahan untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi, dalam setiap sepak terjangnya selalu berhadapan dengan tembok kokoh yang siap menjepitnya. Dalam menghadapi apa yang dilontarkan Fahri, tentu saja KPK harus bisa membuktikan konsistensi terhadap visi dan misinya tersebut. Lebih jauh tentang KPK dapat diakses melalui www.kpk.go.id .
Tulisan ini bukan bermaksud memperuncing keadaan, namun apa yang dilontarkan Fahri perlu di-garis-bawahi, mengingat kedudukannya sebagai elit politik di negara ini. Lontaran Fahri disimak oleh lebih dari seratus juta orang, termasuk konsituennya di NTB. Sebagian rakyat yang sudah muak dengan koruptor tentu sangat berharap banyak pada kinerja KPK. Nah, ketika KPK mendapat lontaran “miring” seorang politisi dari partai yang mengusung tema bersih dan peduli, tentu rakyat memerlukan jawaban yang pasti. (Atep Afia).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H