Mohon tunggu...
Atep Afia Hidayat
Atep Afia Hidayat Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati sumberdaya manusia dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hindari Ancaman Stroke!

31 Oktober 2011   02:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:16 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_140555" align="alignleft" width="300" caption="www.knowledgebase-script.com"][/caption] Oleh : Atep Afia Hidayat - Stroke bisa menimpa siapa saja, bahkan hasil penelitian Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan, bahwa 12 juta penduduk Indonesia berumur di atas 35 tahun berpotensi terserang stroke. Penanganan stroke memiliki peluang keberhasilan yang tinggi jika gejala awal dikenali dengan cepat. Menurut Dr. Janet Croft dari Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS di Atlanta, Georgia, dalam laporan mingguan CDC bertajuk Morbidity and Mortality, gejala awal stroke bisa berupa : Merasa lemah dan tidak bertenaga; Penglihatan kabur dan penglihatan menghilang; Tiba-tiba pusing atau kehilangan keseimbangan; Tiba-tiba menderita sakit kepala yang parah; dan Bingung atau kesulitan berbicara. Terkadang banyak orang yang mengabaikan keluhanan atau kelainan pada tubuhnya, atau menduganya hanya sekedar masuk angin, kelelahan, kurang tidur, dan sebagainya. Jika ada salah satu gejala yang disebutkan di atas, maka segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat. Dengan lebih awal mengenali gejala stroke maka tindakan medis yang diambil akan lebih cepat dan efisien. Stroke merupakan kerusakan otak, penyebabnya ialah adanya sumbatan pada pembuluh darah otak. Bisa juga karena pembuluh darah di otak mengalami pecah. Kejadian ini tentu saja menyebabkan aliran oksigen dan nutrisi (glukosa, asam lemak, asam amino, vitamin dan mineral) menuju otak menjadi terganggu. Sekitar 85 persen stroke disebabkan oleh sumbatan, dan sekitar 15 persen karena perdarahan. Sedangkan definisi menurut World Health Organization (WHO), stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Catatan lainnya menyebutkan, stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak). Hal yang spesifik terjadi di otak ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral), hal itu karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Aliran darah dan oksigen mengalami defisit, bahkan terhenti, bisa terjadi karena adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah. Dalam hal ini, meskipun berat otak hanya 2 persen dari berat badan manusia, tetapi memperoleh sekitar 15 persen kiriman darah yang dipompakan jantung. Fakta lain menunjukkan, bahwa sekitar 15 - 18 persen oksigen yang masuk ke dalam tubuh manusia, dimanfaatkan untuk beragam aktivitas metabolism dalam otak. Kerusakan otak yang disebabkan stroke dengan sendirinya mengganggu fungsi organ-organ tubuh secara keseluruhan, mulai dari yang tingkat gangguannya ringan sampai yang parah. Kerusakan otak yang kian parah berpotensi menimbulkan kecacatan permanen. Jika sudah demikian, maka menyebabkan degradasi mutu kehidupan  penderita atau keluarganya. Penderita stroke banyak yang mengalami kemunduran kognitif, sekaligus menurunnya kemampuan fisik. Di Amerika Serikat stroke merupakan penyebab kematian peringkat tiga. Selain itu merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya kecacatan kaum manula. Kondisi di Indonesia ternyata stroke juga merupakan penyebab utama kematian yang disebabkan penyakit non- infeksi. Kalau ditelusuri lebih jauh penyebab stroke maliputi faktor resiko medis dan faktor resiko perilaku. Faktor resiko medis, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis), kolesterol, gangguan jantung, penyakit kencing manis (diabetes mellitus), riwayat stroke dalam keluarga, migraine, dan sebagainya. Faktor resiko perilaku, meliputi merokok (baik sebagai perokok aktif atau pasif), pola dan jenis makanan tidak sehat (junk food, fast food), kebiasaan minum alkohol (Miras), kurang gerak atau jarang berolahraga, kebiasaan mendengkur, penggunaan kontrasepsi oral, penyalah gunaan Narkoba, dan kegemukan (Obesitas). Stroke juga bisa dipicu oleh suasana hati yang kurang tenang, tidak nyaman, selalu bergejolak dan sering berfluktuasi. Hati menyangkut rasa atau perasaan, perasaan negatif, marah, benci, iri, dengki, kesal, bête, dan sebagainya, cenderung menimbulkan tekanan darah tidak stabil dan melonjak, sehingga akhirnya berpengaruh pada organ otak. Bagaimanapun, akumulasi dari beragam perasaan, pikiran, perkataan dan tindakan negative akan memicu terjadinya tekanan darah tinggi. Dalam hal ini 80 persen pemicu stroke ternyata hipertensi dan arteriosklerosis. Dengan mengenali gejala awal terjadinya stroke disertai pengetahuan dan pemahaman mengenai penyebab stroke, pencegahannya, pengobatan, hingga penatalaksanaan pemulihan serangan, maka dampak lebih jauh bisa dicegah secara efektif dan efisien. Upaya preventif sudah jelas merupakan langkah yang paling tepat, sedini mungkin diupayakan untuk menerapkan pola hidup, pola gerak, pola kata, pola pikir dan pola rasa yang sehat. Bagi penderita stroke saat ini sudah ada Klub Stroke dibeberapa rumah sakit seperti di RSCM, RSPAD Gatot Subroto, RS Persahabatan, RS Pusat Pertamina, RS Islam Kayu Putih, RS Fatmawati, RS Karya Bhakti Bogor, RS Global Bekasi, dan di berbagai kota lainya. Selain itu informasi mengenai stroke bisa diakses melalui Yayasan Stroke Indonesia , Himpunan Peduli Stroke, dan Info Stroke. Semoga bermanfaat. (Atep Afia).

PantonaNews.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun