Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemuda Penjilat Surga

3 November 2020   13:02 Diperbarui: 3 November 2020   13:08 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imajinasi menerawang ke bilik surga. Mengempas bau busuk dosa. Menamatkan diri dari cibiran buah bibir. Katanya termakan pujian. Sesosok rewot bergaya amatiran.

Nama baru satu. Dua karena kumpulan. Pemuda penjilat surga. Minum sopi aksara penuh arak. Mabuk. Bukan main. Berjuang mewakili tak semurni udara pagi buta.

Ada kutu. Katanya bertengger di rambut-rambut. Aktif-civitas. Akhlak-demisi. Mungkin berpisah. Susah bersatu. Mulut berdecit. Bak bangau menyalami lumpur dengan mulutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun