Benalu di ujung kehidupanPergi dalam doa tiba dengan selamatPerlahan mulai berubahEntah cinta atau apalah semua tak tahuMungkin sekarang belum terasaBetapa waktu menggiringmu kembaliTanaman kebersamaan tumbuh suburAda tawa bercampur tangisSemua bisa berubah seiring ada rasa yang terajutBenalu perlahan mulai berkembangSemakin besar saat tak terkekangMasuk dalam kengerian hidupBersama mentari yang katanya lebih terangDi ujung pucuk dia menariBak lekukan Putri Herodias di tengah tamu undanganDengan tarian dia membius seantero publikMungkin baginya ini kebebasanDalam hitungan detik ke menit hingga jamDia bercinta dengan suasanaBaginya itulah hidup yang sesungguhnyaHidup tanpa teguran, tanpa nasehat, tanpa perhatianPerlahan dan pasti kekeringan melanda hidupnyaPucuk kehidupan yang dia makan layu dan keringSebentar lagi dia akan jatuh di atas penyesalanBenalu liar sampai kapan engkau merasakan kebebasanHidupmu baru seumur jagung yang tumbuh pada hujan pertamaMasih ada rumput liar yang menghalangimuJika tak ingin mati dalam himpitan kebebasan yang mengekangKudoakan engkau tuk kembali pada hidup yang lamaKembalilah dengan semua warna pelangi di bekas kerinduanYang kita saksikan selepas tayang hujan di kampungJika belum waktunya cinta kan selalu menunggumu
Yogyakarta, 08 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H