Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sampai Kapan Engkau Pergi

8 April 2019   21:01 Diperbarui: 8 April 2019   21:19 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benalu di ujung kehidupanPergi dalam doa tiba dengan selamatPerlahan mulai berubahEntah cinta atau apalah semua tak tahuMungkin sekarang belum terasaBetapa waktu menggiringmu kembaliTanaman kebersamaan tumbuh suburAda tawa bercampur tangisSemua bisa berubah seiring ada rasa yang terajutBenalu perlahan mulai berkembangSemakin besar saat tak terkekangMasuk dalam kengerian hidupBersama mentari yang katanya lebih terangDi ujung pucuk dia menariBak lekukan Putri Herodias di tengah tamu undanganDengan tarian dia membius seantero publikMungkin baginya ini kebebasanDalam hitungan detik ke menit hingga jamDia bercinta dengan suasanaBaginya itulah hidup yang sesungguhnyaHidup tanpa teguran, tanpa nasehat, tanpa perhatianPerlahan dan pasti kekeringan melanda hidupnyaPucuk kehidupan yang dia makan layu dan keringSebentar lagi dia akan jatuh di atas penyesalanBenalu liar sampai kapan engkau merasakan kebebasanHidupmu baru seumur jagung yang tumbuh pada hujan pertamaMasih ada rumput liar yang menghalangimuJika tak ingin mati dalam himpitan kebebasan yang mengekangKudoakan engkau tuk kembali pada hidup yang lamaKembalilah dengan semua warna pelangi di bekas kerinduanYang kita saksikan selepas tayang hujan di kampungJika belum waktunya cinta kan selalu menunggumu
Yogyakarta, 08 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun