Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Misteri Malam Gelap

13 Maret 2019   21:59 Diperbarui: 13 Maret 2019   22:10 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kulihat di malam gelap Pada cahaya terakhir bola mata Pijar samar-samar Terurai lembut mengikis jiwa 
Ada seonggok bisik di pelosok pojokSuara tangis bercampur tawaSesekali terdengar lucu Ah malam gelap ada-ada saja
Sesekali bulu kuduk berdiriMerinding tanpa ampunPori-pori kecil protes kerasSebentar bintik-bintik hitam akan tumbuh
Kaki terpaku mati Kembali tapi maluBertahan tapi gelisahKembali bertahan dalam malu gelisahku
Tersamar dalam jiwaTerang dalam ragaGelap dalam mataBening dalam hening 
Kulihat malam tak seterang dulu Ada obor dan sumbu pelita Terbungkus damar memetik terang Di puncak sabut cahaya bersinar  
Bau minyak tanahHitam bambu tuaAsap kepul di gelapMengoyak jiwa malam gelap
Misteri malam gelapBelum tersingkapMasih berkeriapDengan merayap

Yogyakarta, 13 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun