Hujan jatuh pagi ini di atas rumput bekas potong kemarinSatu persatu merembes mencium tanahButiran pertama menyatu begitu cepat di atas debu keringAroma musim kemarau tercium melengket di rongga hidungTanpa menunggu lama ribuan butiran air berpesta di bawah rumput di atas tanahDengan pasti menganak sungai mengikuti lengkuk tanah yang tak rataApi bekas bakar daun kering di dalam rumput tak lagi menyalaHanya ada sekepul asap yang protes terhadap airDebu sisa bakar beterbangan tak tentu arahHujan datang dengan cepat mengarahkan mereka kembali ke bumiHujan tak mau ambil repotTidak ada kongkalikong saat hujan mengotori bumi yang keringDia ingin menghapus rindu yang luka di musim panasMatahari sudah terlalu jauh mengoyak ruang kosong bawah tanahKeropos dan mudah runtuh jika tidak dibasahi kembaliDalam sekejap mata hujan semenit menghapus raut wajah pucat Hingga titik terakhir hujan membasahi bumi tak ada doa tuk memohonkan cukupTurunlah dengan damai di tanah kering Liang GalaPoleslah kecantikannya dengan hujan tanah pasirTerucap doa di ujung Tanjung Bendera:"MAI WALO NUA TENGE"
Salam, PEACE WAELENGGA
Yogyakarta, 28 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H