Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Persahabatan Kutilang Emas, Cemara dan Mentari

2 Februari 2019   08:13 Diperbarui: 2 Februari 2019   08:43 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Pixabay.com

Cemara di samping kamarku. Sejak pagi sibuk mencari sahabat. Bersama mentari bermain petak umpet. Kutilang emas jadi wasit. Siulan indah tanda mulai. Sesekali cemara bersedih. Jari-jarinya tak mampu menangkap mentari. Dia bersembunyi di sela-selanya.

Kutilang emas menaruh hati pada cemara. Dia mau membantunya. Sayang dia hanya memiliki siulan dan kepakan sayap. Mustahil baginya untuk menghibur cemara. Mereka terus bermain. Cemara tetap kalah. Dia sadar melawan mentari seperti menepuk sebelah tangan.

Aku menikmati permainan cemara dan mentari. Kebijaksanaan kutilang emas luar biasa. Aku bangga padanya. Yang kalah tidak diabaikan dan yang menang tidak disanjung. Kedua sayap merangkul dua sahabat yang selalu bermain setiap pagi. Aku cemburu pada mereka. 

Alam senang bermain. Mereka memahami satu sama lain. Hati mereka telanjang. Tak ada yang tersembunyi. Semua tersingkap dalam warna natural. Cerita alam pagi ini sungguh menarik. Semoga besok seindah hari ini. Doakan mendung datang setelah mereka berhenti bermain.

Salam, PEACE WAELENGGA

Yogyakarta, 02 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun