16 maret tahun 2016, untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki ke negeri Gajah, Thailand, tepatnya dipusat ibukota, Bangkok. Siapa yang tidak mengenal negara yang satu ini, Thailand memang  telah dikenal luas dengan surganya para Gay, lady boy, atau pun Transgender. Sisi kehidupan masyarakat yang menurut saya sangat unik terutama dalam kawasan Asia Tenggara, dimana seolah-olah masyarakatnya mendapatkan kebebasan untuk merefleksikan status gender mereka. Tentu sebagai seorang yang mendalami kajian sosial, realitas tersebut merupakan fenomena yang menarik untuk ditelusuri.
Berawal dengan niat menikmati malam di dunianya para Backpacker yaitu dikawasan Khaosan Road, dinamakan demikian karena dikawasan inilah tempat berkumpulnya para backpacker dari berbagai belahan dunia yang sedang menginjakkan kaki di Bangkok. Di Khaosan Road ini mata akan disuguhkan dengan beragam aktivitas malam yang akan menantang Iman.
 Bar-bar atau pun club malam terpampang di tepian jalan, wanita berbusana tipis dan laki-laki setengah tua berjejer menawarkan pijatan ala pinggiran, alunan-alunan musik beatmembisingkan telinga membuat jantung turut berdetak kencang, aksesoris, souvenir dan berbagai jenis pakaian  menjadi pelengkap keramaian menandakan tempat ini sejatinya tempat wisata.
 Di tempat yang sama ini pula, saya sempat terkecoh dengan beberapa wanita yang memamerkan keelokan tubuhnya sambil mengangkat  papan menu bar dan menawarkan kepada setiap pengunjung untuk masuk, beberapa wanita cantik ini tampak sangat sempurna sebagai perempuan terkecuali jakun dileher mereka yang terlihat jelas membuktikan mereka bukanlah seorang perempuan.
Kejadian Itu hanya sebagian kecil mengungkapkan kenyataan eksistensi para Lady Boy disana, mata saya juga tidak sekali dua kali menemukan para remaja sesama pria yang bergandengan tangan,  ataupun duduk  berduaan, fenomena-fenomena ini memang sangat asing bagi saya namun kenyataan itu menyadarkan saya bahwa kaki saya sedang  berada di kota Bangkok.
Laki-laki Menjajakan diri
Apa yang saya lihat khaosan bukanlah satu-satunya peristiwa yang dapat menggambarkan kehidupan malam di Bangkok, namun ada realita lain yang lebih mencengangkan. Masih dengan penelusuran malam dihari berikutnya, namun sedikit mencoba menjauhkan diri dari kebisingan Khoasan road, beralih ke Taman kota yang cukup menenangkan pada awalnya, namun suasana berubah ketika taman mulai ditutup sekitar pukul sepuluh malam. Â
Royal ground begitu nama tempat itu disebut, sore hari tempat ini menjadi tempat orang-orang berkumpul santai, berolah raga dan bermain layang-layang namun hal berbeda akan ditemukan ketika malam hari. Dipinggiran taman yang dibatasi pagar besi tepat berada dipinggiran jalan raya, saya disuguhkan lagi-lagi dengan fenomena menarik, saat di Khaosan Road saya melihat laki-laki bertubuh perempuan nan cantik, di pinggiran Royal Ground saya diperlihatkan dengan kenyataan beberapa laki-laki yang mengabiskan malam disana, ada yang berbincang-bincang dengan kelompok waria, namun ada juga yang berdiri dipinggiran jalan dibawah pohon dengan lampu taman yang redup menyisakan bayang-bayang.
 Awalnya saya mengangap itu biasa saja karena  disana juga terdapat orang-orang yang menunggu bis malam yang masih beroperasi. Namun mata saya terlalu jeli sehingga mampu menangkap momen-momen dimana ada aktivitas berbeda dipinggiran Royal Groundtersebut. Saya harus mengakui adanya praktek seksual yang terjadi. Kejadian pertama yang mengawali dugaan saya ialah ketika saya sedang berjalan mengelilingi pingiran taman yang lumayan jauh, saya bertemu dengan seorang pria muda berpenampilan menarik yang berdiri dipinggir jalan dengan riasan tipis diwajahnya, seolah menunggu seseorang, Â
lalu saya melihat beberapa mobil yang berhenti dan diikuti seorang cowok dipinggir jalan masuk kedalamnya lalu pergi, terakhir kejadian yang memperjelas asumsi saya mengenai adanya praktek pelacuran laki-laki di pinggiran Royal Ground tersebut, ketika dalam penelusuran tersebut secara tidak sengahja saya melihat adegan-adegan pulgar yang dilakukan oleh kedua orang laki-laki secara sembunyi-sembunyi.Â
Beberapa kejadian-kejadian yang saya temukan pada malam itu sudah menggambarkan jelas aktivitas laki-laki malam dikawasan tersebut, meskipun demikian saya tidak men-generalisir semua orang-orang yang berada saat itu melakukan praktek pelacuran, akan tetapi harus diakui fenomena laki-laki yang menjadi pekerja seks itu hadir dalam ruang publik di kota Bangkok. Sayangnya saya tidak bisa mendapatkan gambar untuk memvisualisasikan fenomena tersebut, berhubung kejadian-kejadian itu saya lihat tanpa sengahja, dan kekhawatiran resiko yang didapatkan apabila secara jelas memvisualisasiskannya.