Mohon tunggu...
Ataya Ruby Azahra
Ataya Ruby Azahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama Islam di Era Digital

2 November 2024   22:22 Diperbarui: 2 November 2024   22:40 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital yang semakin maju ini, informasi menyebar dengan mudah ke berbagai lapisan masyarakat. Teknologi dan internet memberikan kemudahan dalam mengakses informasi termasuk isu keagamaan. Namun, perkembangan ini menimbulkan tantangan baru bagi umat Islam terutama dalam menjaga moderasi dalam praktik keagamaan. 

Moderasi beragama atau sikap yang mengedepankan kesederhanaan, keseimbangan, dan toleransi semakin relevan di tengah derasnya arus informasi. Hal ini penting mengingat arus informasi memiliki potensi untuk mendorong ekstremisme atau intoleransi.   

Internet dan media sosial bisa menjadi salah satu isu moderasi beragama, karena menyediakan platform bagi setiap orang untuk mengekspresikan pendapat mereka termasuk pandangan ekstrem atau radikal. Kelompok tertentu sering kali memanfaatkan platform ini untuk menyebarkan ideologi sempit dan menyesatkan, dan bahkan memicu kekerasan.

Informasi yang disebarkan tanpa adanya penyaringan dapat menimbulkan kesalahpahaman terhadap ajaran Islam, terutama di kalangan mereka yang memiliki keterbatasan pengetahuan agama.    

Di sisi lain, banyak individu mungkin merasa sulit membedakan antara konten moderat dan konten ekstrem. Mereka yang tidak familier dengan prinsip-prinsip moderasi dalam Islam bisa jadi akan terperangkap dalam narasi yang nampaknya Islami, tetapi sebenarnya tidak mencerminkan ajaran Islam yang penuh kasih sayang dan toleran.   

Moderasi dalam keagamaan pada zaman digital memerlukan umat Islam yang memiliki pengetahuan digital yang baik. Ini termasuk kemampuan untuk mengenali sumber yang meyakinkan dan mengidentifikasi informasi yang dapat dipercaya. 

Organisasi Islam, ulama, dan lembaga pendidikan juga berperan penting dalam memberikan pendidikan literasi digital dan menekankan pentingnya memverifikasi informasi sebelum menerima atau menyebarkannya.   

Kemampuan untuk membedakan informasi dan mengidentifikasi sumber yang valid sangat membantu individu dalam menegakkan prinsip moderasi. Lebih jauh lagi, peningkatan literasi digital dapat membantu mengurangi penyebaran berita palsu dan berita yang memperburuk ketegangan agama dalam masyarakat.   

Oleh karena itu, moderasi dalam Islam di era digital sangatlah penting. Dengan pendekatan moderat, umat Islam dapat tetap menjalankan ajaran agamanya tanpa mengorbankan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan persatuan. Sebaliknya, sikap ekstrem hanya akan memperburuk citra Islam dan semakin memecah belah masyarakat. 

Dengan demikian, setiap umat Islam di era digital ini mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan sikap moderat, baik dalam menjalankan ibadah maupun dalam menyikapi kemajuan teknologi, demi terwujudnya masyarakat yang aman dan berkeadilan.   

Era digital menghadirkan peluang besar untuk menyebarkan Islam lebih luas, tetapi juga disertai dengan tanggung jawab untuk mengomunikasikan Islam secara inklusif dan ramah. Dalam konteks ini, moderasi beragama merupakan sikap bijaksana yang perlu dianut dalam menyebarkan pesan. Pendekatan dakwah yang baik adalah dengan mengajak, mengutamakan toleransi dan kerukunan, bukan perpecahan.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun