Mohon tunggu...
atarotboy tarot reader
atarotboy tarot reader Mohon Tunggu... -

tarot reader fortune teller life consultant hipnotheraphist

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tarot and The Stupid Answer

19 April 2014   16:32 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:29 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proyek Mr. X

Ini cerita waktu gue jadi Peramal Tarot Keliling. Waktu itu gue coba buka lapak di salah satu kota yang gak bisa gue sebutin demi keamanan nasional. Hanya dengan bekal X – Banner, gue nekat buka di depan kampus Universitas Kota itu bersama beberapa lapak yang lain. Beruntung banget gw bisa dapet tempat, ditambah pinjeman 2 kursi. Tentu saja setelah gue ngasih free ramal ke para penjual disana. Tarif yang gue pasang waktu itu adalah 5.000 per pertanyaan. Menjelang sore, ada seorang bapak bapak berperawakan tinggi besar dengan kulit sawo gelap, 3 tingkat diatas sawo matang dan 2 level dibawah sawo busuk, nyamperin gue.

“Mas, saya mau diramal.”

Gue pun memperilahkan dia duduk dan mengocok kartunya

“Mau diramal soal apa nih pak ?”

“Mas nya kan peramal, harusnya tau dong saya mau nanya apa.”

F**K!!, gini nih yang gue gak suka, kesannya kalau gue baca Tarot, trus harus bisa baca semua hal dan tahu segalanya. Gue cuman pasang senyum dan minta dia ambil satu kartu.

Kartu yang keluar adalah seven of pentacles atau tujuh koin.

“Terlihat disini seorang laki laki yang sedang menunggu masa panen, koin itu representasi dari uang. Bapak lagi nunggu gajian atau komisi ?” tanyaku ngga yakin.

“Bener banget mas, mas nya memang hebat. Saya memang lagi nunggu bayaran saya turun. Saya sudah menyelesaikan satu proyek dan tinggal nunggu duitnya cair.” Gue senyam senyum bangga.

“Berdasarkan kartunya sih nilai nominalnya gede nih. Proyek besar pak ?” Aku penasaran.

“Ngga gede sih mas, proyek standart kok, cuman 50 juta.”

“Property pak ?” Bapak itu menggeleng

“Kira kira cairnya kapan mas ?” tanya bapak itu lagi

“Kalau berdasarkan kartunya sih sekitar seminggu pak.”

“Bagus deh, sesuai janji kalau gitu. Terus berapa saya harus bayar ?”

“2 pertanyaan jadi 10 ribu pak”

Bapak bapak itu merogoh dompetnya dan mengeluarkan uang seratus ribu

“Waduh pak, belum ada kembaliannya.”

“Kembaliannya ambil saja buat kamu. Nanti kalau duit proyek saya sudah cair, saya tambahin lagi.” Bapak itu berdiri dari duduknya

“Boleh tau bapak kerjanya apa ?” Kepo ku kumat

“Mas nya kan peramal, di terawang dong pekerjaan saya apa. Seminggu lagi saya balik kesini lagi. Kalau ramalannya terbukti, saya kasih kamu 100 kali lipat dari uang yang saya kasih tadi.” Bapak itu berlalu pergi.

Penjual di sebelahku nyamperin

“Mas berani banget ngadepin orang itu.” Gue ngangkat sebelah alis

“Dia kan orang terkenal di sini mas.” Lanjut si penjual

“O ya ? Pejabat ? ” Penjual itu menggeleng.

“Tukang Jagal mas.” Mendadak perutku mules.

“Hewan kurban ?” gue nyoba nyari kepastian

“Manusia.” Detik itu juga gue langsung beres beres dengan muka pucet.

Gue gak mau nunggu seminggu buat nguji seberapa akurat ramalan gue. Kalau bener sih emang gue bakal dapet sepuluh juta, tapi kalau gue meleset…cerita ini pun cuman bakal sampai disini doank.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun