Oleh Sirilus Gonsi
Dalam setiap kebudayaan dan agama  pasti memiliki ritus. Ritus merupakan upacara penting dalam agama.  Ritus adalah suatu tindakan, biasanya dalam bidang keagamaan, yang bersifat seremonial dan tertata. Ritus merupakan tata cara  dalam keagamaan. Ritus merupakan tindakan dan perwujudan komunikasi dengan Tuhan, dan  roh nenek moyang juga para leluhur dalam konteks agama pribumi.Â
Dalam https://simdapokbud.banjarkab.go.id/ritus, menjelaskan ritus merupakan objek pemajuan kebudayaan yang berupa tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya antara lain berbagai perayaan, peringatan kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian, dan ritual kepercayaan beserta perlengkapannya.
Manggarai sebagai sebuah daerah otonom juga memiliki kebudayaan dan agama aslinya. Agama asli mewujud nyata dalam setiap ritual adatnya. Salah satu ritus yang sering dilakukan oleh orang manggarai adalah ritus Pa'it Rangga. Pa'it Rangga merupakan ritual kepercayaan akan pentingnya peran leluhur atau roh nenek moyang dalam pelaksanaan tugas. Â Ritus Pa'it rangga merupakan seremonial sembah dan syukur dan juga mohon bimbingan dan penyertaan Tuhan, juga bimbingan roh nenek moyang dan leluhur dalam menjalankan tugas. Ritus Pa'it rangga ini merupakan ritual khusus bagi kepala desa dan juga Bupati atau gubernur dan kepemimpinan lain sejenis.
Pa'it Rangga terdiri dari dua kata yaitu Pa'it dan Rangga. Pa'it berarti meruncingkan atau membuat tajam sedangkan Rangga berarti tanduk. Secara harafiah Pa'it Rangga berarti meruncingkan atau membuat tajam tanduk. Bagi orang Manggarai tanduk (khusus tanduk kerbau) memiliki arti yang penting sekali. Hal ini dibuktikan dengan simbol tanduk kerbau yang diletakkan di atas bubungan rumah adat. Tanduk  adalah simbol kejantanan dan kekuatan.Â
Di sisi lain tanduk kerbau  yang diletakkan di atas bubungan itu simbol kesetiaan dan loyalitas dalam kepemimpinan. Tanduk merupakan simbol kekuatan, ketajaman, loyalitas dan kesetian bagi orang manggarai. Jadi Pa'it Rangga bisa diartikan sebagai ritus  yang dibuat untuk memohon kekuatan pada Tuhan melalui perantaraan para leluhur dan nenek moyang  supaya ada kekuatan, ketajaman, kesetiaan, loyalitas dan kebijaksanaan dalam memimpin.
Orang manggarai memiliki kepercayaan akan peran orang yang sudah meninggal untuk kehidupan manusia. Diyakini bahwa orang yang sudah meninggal, rohnya masih hidup, dan orang yang sudah meninggal ini hidup dekat dengan Tuhan. Â Orang yang sudah meninggal ini menjadi perantara. Ritus Pa'it Rangga menjadi ritual adat untuk memohon penyertaan orang yang telah meninggal dan para leluhur dalam menjalankan tugas. Penyertaan dan perantaraan Tuhan penting dalam keselamatan tugas.
Ritus Pa'it Rangga ini menjadi penting untuk dilaksanakan dengan alasan:
1. Pa,it Rangga wujud Ungkapan Syukur
Pa'it Rangga adalah ritus syukur kepada Tuhan atas penyertaannya. Ungkapan syukur terhadap rahmat Tuhan melalui sebuah pekerjaan baru menjadi pemimpin. Tugas menjadi pemimpin adalah sebuah rahmat besar yang Tuhan percayakan. Pa'it Rangga adalah ekpresi kegembiraan  untuk kepercayaan tugas yang baru.
Dalam konteks sekarang menjadi kepala desa, bupati dan jabatan lain yang sejenis melalui mekanisme  pemilihan umum. Kepala desa, bupati dan jabatan lain sejenis adalah orang yang menang dalam pemilihan. Dalam proses pelaksanaan kampanye untuk menang, orang manggarai biasanya minta restu dan penyertaan orang yang meninggal dan para leluhur. Diyakini bahwa kemenangan yang diraih juga berkat penyertaan leluhur, sehingga ritus Pa'it rangga merupakan acara syukur dan terima kasih untuk penyertaan leluhur.
2. Pa'it Rangga meminta penyertaan leluhur dalam proses pelaksanaan tugas