Solo, pesona budaya Jawa yang terpancar dari batik, keraton, dan keramahan penduduknya, menjelma menjadi destinasi wisata kuliner yang tak terlupakan, terlebih ketika bulan suci Ramadan tiba. Di sanalah perpaduan tradisi dan cita rasa bersatu padu, menawarkan pengalaman berbuka puasa yang istimewa.
Bagi para pemburu kuliner, Solo di bulan Ramadan adalah surga. Aroma rempah yang menguar dari lapak-lapak pedagang kaki lima di Pasar Takjil menggoda siapa saja yang lewat. Berbagai pilihan takjil tersaji, mulai dari yang klasik seperti kolak dan kurma hingga jajanan kekinian yang mengundang penasaran.
Pasar Takjil Manahan, yang digelar di halaman Gedung Wanita Solo, menjadi jujugan utama. Di sini, Anda bisa berwisata kuliner dengan mata Anda terlebih dahulu. Warna-warni jajanan disusun rapi, dari gorengan berbalur tepung krispi hingga es campur buah segar yang menggoda. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi Jenang -- sejenis bubur manis dengan beragam varian rasa seperti sumsum, durian, dan ketan hitam.
Pasar Takjil Gatsu, berlokasi di Jalan Gatsu (Jalan Jenderal Sudirman), menawarkan pengalaman berburu takjil yang lebih merakyat. Berjejer warung-warung tenda yang menjajakan gorengan legendaris Solo, seperti Tahu Aci, tahu goreng yang disajikan dengan saus kacang pedas manis, dan Bakwan Kelor, gorengan berisi rebung muda dengan cita rasa gurih yang khas.
Namun, kekayaan kuliner Ramadan Solo tak berhenti di pasar takjil. Warung-warung legendaris dan restoran pun turut menampilkan menu spesial selama bulan suci ini.
Timlo, sup bening dengan potongan ayam, sosis Solo, ati ampela, dan telur pindang, menjadi menu pembuka yang menyegarkan. Kuah kaldu yang gurih berpadu sempurna dengan irisan daging ayam yang empuk. Jangan lupa tambahkan kecap dan sambal untuk menambah sensasi rasa.
Untuk menu utama yang mengenyangkan, Nasi Liwet adalah pilihan yang tepat. Sepiring nasi gurih yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah ini biasanya disajikan dengan berbagai lauk pauk, seperti ayam opor yang lembut, telur pindang berwarna cokelat kehitaman, dan sambal goreng ati yang pedas gurih.
Solo juga tak bisa dilepaskan dari Serabi, kue tradisional berbahan dasar tepung beras dan santan yang dimasak di atas tungku tradisional. Â Di Notosuman, Anda bisa menyaksikan proses pembuatan serabi secara langsung. Aroma santan yang harum bercampur dengan wangi kayu bakar menciptakan sensasi tersendiri. Serabi disajikan dengan berbagai pilihan topping, mulai dari kinca (gula jawa cair), unti kelapa, hingga keju.
Tak lengkap rasanya menikmati Ramadan di Solo tanpa mencicipi Tahu Gejrot. Tahu goreng yang dipotong kecil-kecil ini disiram dengan kuah pedas manis dari cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan gula merah. Perpaduan rasa gurih dari tahu dan pedas manis dari kuah gejrotnya dijamin membuat Anda ketagihan.
Sebagai penutup yang menyegarkan, bagaimana dengan segelas Es Dawet Telasih? Minuman legendaris ini terbuat dari cendol tepung beras yang kenyal, disiram dengan santan dan gula merah cair, lalu diberi sentuhan daun telasih yang harum. Kesegaran es dawet dijamin membasuh dahaga setelah seharian berpuasa.