Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Hobi membaca dan sesekali menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Raja Memihak, Kabinet Retak

1 Februari 2024   11:45 Diperbarui: 1 Februari 2024   11:54 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raja Memihak, Kabinet Retak

(Atanshoo)

Di negeri yang waktunya bergulir sangat cepat,  
Dimana tahta kekuasaan berganti tak terelakkan,  
Tiga mahkota, tiga nasib beradu,  
Di panggung sejarah terjadi drama, entah nyata atau semu.

Raja di singgasana, seharusnya penjaga keadilan,  
Namun, hatinya terpaut pada satu calon,
Terlihat memihak, tak lagi netral, rekayasa yang begitu dekat  
Cahaya keadilan terkabur, di bawah bayang-bayang favoritisme.

Kabinet berdiri, sebagi tiang-tiang penyangga negara,  
Saksi bisu, hati retak, pertikaian membara,  
Di antara dinding istana, bisikan makin jelas,  
"Raja memihak, bermoral kah ini?" tanya hati yang resah.

Para pembantu setia, berdiri di persimpangan,  
Menimbang antara loyalitas dan kebenaran,  
Satu persatu, jatuh layu, mundur dari janji,  
Keretakan di kabinet, nyata bak cermin retak berantakan.

Ketiga calon, berdiri gagah, penuh harapan,  
Namun, di balik panggung politik, permainan dimulai,  
Di mata rakyat, sebuah tontonan penuh prasangka,  
Siapa yang akan berdiri, saat debu mengendap?

Negeri di ambang pergantian, detik-detik menghitung,  
Di antara harapan dan kekecewaan, garis tipis bermain,  
Raja memihak, kabinet retak, sebuah legenda modern,  
Di mana keputusan satu, menentukan nasib banyak orang.

Akankah negeri ini temukan paduannya,  
Atau terbelah di antara ego dan kehendak semu?  
Di balik tirai istana, drama tak pernah berhenti,  
"Raja Memihak, Kabinet Retak," kisah tak terlupakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun