Apa Arti Pemakzulan?
(Atanshoo)
Di singgasana waktu, takdir berbisik lirih,
Dikala mahkota berat, menggantung di kepala rajah.
Bukan kudeta, bukan pemberontakan,
Namun suara dari hati yang paling dalam.
Di istana yang sunyi, langkah kaki bergema,
Menantikan detik-detik pemakzulan.
Tidak ada pedang yang terhunus,
Tidak ada perang yang terjadi,
Hanya kata yang terucap, sepi namun pasti.
Pemakzulan, bukan akhir sebuah perjalanan,
Tapi awal dari kebebasan yang baru.
Dari takhta yang tinggi, ke tanah yang rata,
Si raja menurunkan diri, dengan martabatnya.
Bukan karena takut, atau karena kalah,
Tapi karena mengerti, ada waktu untuk berhenti.
Seperti daun yang gugur di musim gugur,
Tahu kapan harus pergi, kapan harus lepas.
Di ruang tahta yang hening,
Bertabur keputusan yang berani.
Pemakzulan, bukan kata yang lemah,
Tapi kekuatan yang tersembunyi, dalam pengunduran diri.
Dan ketika mahkota diletakkan di atas meja,
Tak ada lagi beban, tak ada lagi derita.
Hanya kelegaan yang terasa,
Dan sebuah perjalanan baru yang akan dimulai.
Pemakzulan bukan kisah tentang kekalahan,
Tapi tentang pilihan, tentang keberanian.
Untuk melepaskan tahta, demi sebuah kebenaran,
Dan untuk berjalan di jalan yang belum terjamah.
Di ujung masa, si raja berdiri,
Tanpa mahkota, tanpa tahta, tapi dengan sejuta cerita.
Pemakzulan bukan tentang kehilangan,
Tapi tentang menemukan diri, dalam kebebasan yang sesungguhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H