Berpura-pura Terbiasa Tanpamu
(Atanshoo)
Di pagi yang datang, aku berbisik lirih, Â
"Aku sudah terbiasa tanpamu." Begitu kataku Â
Namun di sudut hati lainnya, ada suara yang berbeda, Â
Menunggu, berharap, dalam diam tak terkata.
Jalan yang kulalui, tawa yang terdengar, Â
Bahkan secangkir kopi pahit di pagi hari, semua mengingatkanku padamu. Â
Kucoba sibuk, kucoba tertawa, kucoba jalani hari, Â
Namun hatiku selalu terasa ada yang hilang dan kosong.
Sore di taman kita, tempat kenangan bercerita, Â
Duduk aku sendiri, menarik napas panjang dalam-dalam. Â
"Baik-baik saja," kubohongi diri sendiri, Â
Padahal di dalam, masih menunggu langkah yang tak kunjung datang.
Malam ini, di kamar yang sunyi, aku menulis, Â
Sebagai pengingat bahwa harapan masih bersarang di hatiku. Â
Berkali-kali kubilang, "Aku terbiasa tanpamu," Â
Namun sebenarnya, masih ku nantikan kembalimu.
Aku tidak tahu, sampai kapan akan menunggu, Â
Atau apakah harus berhenti dari penantian ini. Â
Hari ini, aku akui, belum sepenuhnya biasa tanpamu, Â
Dan itu tidak apa, itu manusiawi.
Kata-kata yang kutulis, langkah kecil menuju penerimaan, Â
Bahwa mungkin, menunggu bukan jawaban dari semua. Â
Namun kini, menunggu adalah cara hatiku berbicara, Â
Masih peduli, masih berharap, di setiap detik yang terlukis.
Mungkin suatu hari, kekuatan akan datang, Â
Untuk benar-benar melepaskan dan melangkah pergi. Â
Namun sampai saat itu tiba, aku akan terus menulis, Â
Terus merindu, terus menanti, dalam diam yang berbicara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H