Dana Demokrasi Saja di Korupsi
(Atanshoo)
Di sudut negeri demokrasi, cerita menggelayut,
Di panggung pelantikan, konsumsi layu tak berdaya.
Bisik-bisik rakyat, dalam gundah mempertanyakan,
Mengapa konsumsi terlalu sederhana, layaknya mimpi tanpa warna.
Layar-layar kecil, jadi saksi bisu netizen,
Pelantikan yang seharusnya meriah, konsumsinya lenyap sembunyi.
Bagai hantu lelayu, keluh kesah meruap dalam udara,
"Dana demokrasi kita kemana?" tanya hati yang terusik, resah.
Di kota yang riuh, suara-suara mulai beradu,
Vendor katering bersuara jernih di tengah ringkasan cerita
Mereka bukan tangan pertama, dalam pesta konsumsi ini,
Hanya pion dari sebuah rangkaian, yang mereka sendiri saja bingung.
Konsumsi pelantikan yang kusam, menjadi teka-teki,
Apakah ini bayangan suram demokrasi yang terkikis?
Atau sekadar misal kecil dari ketidakjelasan yang melayang?
Di antara kegaduhan, rakyat hanya mencari jawaban nyata.
Kisah ini, seperti labirin tanpa akhir,
Dimana dana demokrasi bersembunyi dalam kabut tipu?
Klarifikasi harus terungkap, sebelum asa terkoyak,
Demi demokrasi yang bening, bebas dari jerat korupsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H