Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat Suara Pemilu

24 Januari 2024   11:45 Diperbarui: 24 Januari 2024   11:52 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surat Suara Pemilu

(Atanshoo)

Di tengah riuhnya suara demokrasi,  
Bertengger surat suara, simbol harapan dan mimpi.  
Bukan sekadar kertas putih polos nan sederhana,  
Tetapi muatan masa depan, di dalam genggaman tangan rakyat.

Di setiap coretan tinta, terukir nasib bangsa,  
Pilihan yang berat, di antara deretan nama.  
Seperti pohon yang menanti hujan,  
Begitu bangsa ini menanti, hasil dari pilihan.

Lembaran itu bukan hanya sekadar suara,  
Melainkan jeritan hati, dari sudut-sudut negara.  
Harapan yang disemai, cita-cita yang dijaga,  
Semua bertumpu pada surat suara yang terbuka.

Di balik tabir pemilu, riuh rendah suara berkumpul,  
Menyuarakan keinginan, melalui tinta yang tak mampu berucap.  
Dari desa terpencil hingga kota yang gemerlap,  
Setiap suara adalah doa, untuk negeri yang lebih baik.

Ketika peti suara ditutup, dan hitung mulai berlangsung,  
Ada debar di setiap dada, menanti masa depan yang tersungging.  
Surat suara pemilu, lebih dari sekedar angka,  
Ia adalah nafas demokrasi, di mana setiap suara berharga.

---

Puisi ini menggambarkan pentingnya surat suara dalam pemilihan umum sebagai ekspresi demokrasi dan harapan rakyat. Setiap suara yang dicetak merepresentasikan pilihan dan keinginan untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun