Surat Suara Pemilu
(Atanshoo)
Di tengah riuhnya suara demokrasi, Â
Bertengger surat suara, simbol harapan dan mimpi. Â
Bukan sekadar kertas putih polos nan sederhana, Â
Tetapi muatan masa depan, di dalam genggaman tangan rakyat.
Di setiap coretan tinta, terukir nasib bangsa, Â
Pilihan yang berat, di antara deretan nama. Â
Seperti pohon yang menanti hujan, Â
Begitu bangsa ini menanti, hasil dari pilihan.
Lembaran itu bukan hanya sekadar suara, Â
Melainkan jeritan hati, dari sudut-sudut negara. Â
Harapan yang disemai, cita-cita yang dijaga, Â
Semua bertumpu pada surat suara yang terbuka.
Di balik tabir pemilu, riuh rendah suara berkumpul, Â
Menyuarakan keinginan, melalui tinta yang tak mampu berucap. Â
Dari desa terpencil hingga kota yang gemerlap, Â
Setiap suara adalah doa, untuk negeri yang lebih baik.
Ketika peti suara ditutup, dan hitung mulai berlangsung, Â
Ada debar di setiap dada, menanti masa depan yang tersungging. Â
Surat suara pemilu, lebih dari sekedar angka, Â
Ia adalah nafas demokrasi, di mana setiap suara berharga.
---
Puisi ini menggambarkan pentingnya surat suara dalam pemilihan umum sebagai ekspresi demokrasi dan harapan rakyat. Setiap suara yang dicetak merepresentasikan pilihan dan keinginan untuk masa depan yang lebih baik.