Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kecil Penuh Impian, Dewasa Penuh Renungan

19 Januari 2024   07:00 Diperbarui: 19 Januari 2024   07:17 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gabriel om Unsplash

Kecil Penuh Impian, Dewasa Penuh Renungan

(Atanshoo)

Di sudut masa kecil, kita bermain dengan impian,  
Langit biru tak pernah terasa begitu jauh.  
Kita berlari, tertawa, dengan hati yang ringan,  
Dunia di mata kecil, ah, begitu luas dan mudah.

Namun, waktu berjalan, tak kenal ampun atau belas kasihan,  
Kita yang dulu kecil, kini dewasa dengan segala renungan.  
Beberapa mimpi masih bertahan, namun banyak yang layu,  
Dihantam realita, dihempas oleh kenyataan yang keras seperti batu.

Anak pertama, ah, bukan sekadar gelar atau panggilan,  
Tetapi beban tanggung jawab yang terkadang terasa menghimpit.  
Adik-adik yang harus disekolahkan, masa depan yang harus dibangun,  
Setiap detak jam, setiap lembar kalender, bagai alarm tak henti.

Lalu ada rumah, tempat yang selalu kita impikan,  
Untuk orang tua kita, yang telah berkorban tanpa kenal lelah.  
Kita berjuang, menyisihkan setiap rupiah,  
Demi sebuah harapan, agar mereka bisa tersenyum bahagia.

Dan tentu saja, cinta yang harus dipersiapkan,  
Menikah, bukan hanya tentang dua hati yang berpadu.  
Tetapi perencanaan, perhitungan, tentang masa depan dan dana,  
Kadang cinta seolah tersedak oleh realita yang terlalu jelas terbaca.

Dalam kesunyian malam, kita sering merenung,  
Apakah ini yang dinamakan dewasa? Ataukah hanya penat tanpa henti?  
Kita mengingat kembali, kala kita kecil penuh impian,  
Dan kini, dewasa penuh renungan, di persimpangan jalan yang tak pasti.

Namun, di balik semua itu, ada kekuatan, ada harapan,  
Bahwa setiap tetes keringat, setiap detik usaha, tak akan sia-sia.  
Kita belajar, kita tumbuh, dalam rasa sakit dan kebahagiaan,  
Membangun mimpi dari kecil, menjadikan renungan dewasa sebagai nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun