Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Hobi membaca dan sesekali menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sesulit Itu Melupakanmu

18 Januari 2024   08:05 Diperbarui: 18 Januari 2024   08:09 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesulit Itu Melupakanmu

(Atanshoo)


Melupakanmu, bagiku, adalah sebuah odisei yang tak berujung, sebuah perjalanan menelusuri labirin perasaan yang tak pernah menemukan pintu keluar. Setiap langkah yang kutempuh, setiap nafas yang kuhembus, kau selalu hadir bagai bayang-bayang yang tak pernah lepas dari pandanganku.

Hatiku serupa museum yang penuh dengan kenangan tentang kita, dipajang di setiap sudut ruangannya. Kau bagai karya seni yang terlalu indah untuk dilupakan, menghiasi dinding hatiku dengan warna-warna cerita yang kita rajut bersama. Setiap kali ku coba untuk melangkah maju, kenangan-kenangan itu menarikku kembali ke dalam lorong-lorong masa lalu yang penuh dengan tawa dan air mata.

Melupakanmu bukanlah seperti memadamkan lilin yang terbakar. Ini lebih rumit. Ini seperti mencoba menghapus tinta yang telah meresap dalam kanvas hati, menghilangkan aroma yang telah melekat erat dalam ingatan. Kau bagaikan lagu yang terus berputar dalam pikiranku, melodi yang terus berdendang meski aku berusaha untuk tidak mendengarkannya.

Setiap tempat yang pernah kita kunjungi bersama menjadi altar peringatan akan cinta kita. Kafe tempat kita sering duduk berdua, jalan-jalan dimana tawa kita bergema, bahkan langit malam yang pernah kita pandangi bersama, semuanya menjadi pengingat yang konstan tentang apa yang telah kita bagi.

Berusaha melupakanmu adalah seperti berenang melawan arus yang kuat. Semakin keras aku berusaha, semakin kuat kenangan itu menarikku kembali. Ini bukan hanya tentang menghapus kamu dari pikiran, tapi juga tentang menghadapi kenyataan bahwa beberapa bagian darimu telah menjadi bagian dari diriku.

Namun, dalam perjalanan panjang ini, aku juga belajar. Aku belajar bahwa melupakan bukan berarti menghapus seseorang sepenuhnya dari hidup kita. Ini tentang menerima bahwa meski sesuatu telah berakhir, kenangannya akan selalu menjadi bagian dari cerita kita. Ini tentang belajar hidup dengan rasa sakit itu, dan perlahan-lahan membiarkannya menjadi bagian dari masa lalu yang membentuk siapa aku sekarang.

Sesulit itu melupakanmu, tapi mungkin, suatu hari nanti, aku akan menemukan cara untuk berdamai dengan kenangan tentang kita, membiarkan mereka menjadi bintang-bintang di langit kenangan, yang menerangi jalan menuju bab baru dalam hidupku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun