Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Hobi membaca dan sesekali menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Itu Aksi Kamisan? Akun X-nya Hilang Jelang Peringatan Ke-17 Tahun

17 Januari 2024   21:26 Diperbarui: 17 Januari 2024   21:37 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Akun media sosial Twitter atau X @AksiKamisan menghilang menjelang aksi peringatan 17 tahun Aksi Kamisan. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)

Dilansir dari Suara.com melaporkan bahwa Aksi Kamisan, yang akan memperingati 17 tahun keberlangsungannya pada 18 Januari 2024, menghadapi sebuah situasi tak terduga dengan menghilangnya akun Twitter atau X akun Aksi Kamisan. Kejadian ini menarik perhatian publik dan memunculkan kekhawatiran tentang potensi penghentian demonstrasi tersebut.

Menurut informasi yang diposting oleh @tubirfess pada Rabu, 17 Januari 2024, akun Twitter Aksi Kamisan tiba-tiba menghilang sehari sebelum peringatan 17 tahun aksi tersebut. Hal ini menimbulkan kekecewaan di kalangan publik dan spekulasi tentang penyebab hilangnya akun tersebut.

Aksi Kamisan adalah sebuah gerakan damai untuk mengenang dan memperjuangkan hak para korban HAM yang dimulai pada 18 Januari 2007, melibatkan korban dan keluarga korban pelanggaran HAM di Indonesia, termasuk peristiwa 1965, Tragedi Trisakti, Semanggi '98, dan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir. Aksi ini diadakan setiap Kamis dari pukul 16.00 hingga 17.00 di depan Istana Presiden, di mana para peserta berdiri diam dengan pakaian dan payung hitam sambil membawa spanduk tentang kasus pelanggaran HAM.

Selain mengungkap kebenaran dan mencari keadilan, Aksi Kamisan juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat tentang pelanggaran HAM. Tidak hanya dihadiri oleh korban, aksi ini juga sering melibatkan musisi yang menunjukkan dukungan melalui penampilan musik, serta kegiatan lain seperti mengirim surat ke presiden dan membagikan selebaran. Warna hitam dipilih sebagai simbol duka, sementara payung melambangkan perlindungan.

Beberapa tokoh yang sering terlibat dalam Aksi Kamisan antara lain Maria Sumarsih, Suciwati (istri Munir), dan Bedjo Untung dari Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965. Mereka berharap aksi ini dapat membawa keadilan bagi korban dan keluarga mereka.

Meskipun sudah berlangsung hampir 17 tahun, Aksi Kamisan belum sepenuhnya berhasil dalam mencapai tujuannya. Aksi ini telah menyebar ke berbagai kota di Indonesia dan tidak hanya berfokus pada pelanggaran HAM masa lalu, tetapi juga isu-isu lokal terkini.

Reaksi netizen terhadap hilangnya akun Aksi Kamisan menunjukkan kekecewaan dan keprihatinan. Mereka merasa prihatin bahwa upaya para keluarga korban pelanggaran HAM dalam mencari keadilan tampaknya dihalangi. Komentar netizen mencerminkan kesedihan dan kegeraman atas keadaan ini, dengan beberapa menyuarakan kekhawatiran mereka tentang apa yang terjadi pada akun tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun