Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Hobi membaca dan sesekali menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Cinta LDR: Menenun Rindu dalam Jarum Waktu

15 Januari 2024   21:39 Diperbarui: 15 Januari 2024   21:41 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Cinta LDR: Menenun Rindu dalam Jarum Waktu

(Atanshoo)

Bayangkan sebuah kisah cinta yang diukir tidak hanya oleh dua hati yang saling mencinta, tetapi juga oleh jarak dan waktu. Ini bukan hanya cerita tentang bertemu dan berpisah, tapi tentang bagaimana rindu dijalin dan dirajut menjadi sesuatu yang indah dan abadi.

Di satu sisi, ada aku, bagaikan kapten sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Di sisi lain, kamu, seperti penjaga mercusuar yang setia menanti di daratan. Kita terpisah oleh lautan rindu yang tak terukur, namun terhubung oleh gelombang cinta yang tak pernah berhenti mengalir.

Ketika kita bertemu, itu seperti dua dunia yang bertabrakan dalam harmoni sempurna. Tawa kita, yang terkadang meledak, terkadang bersembunyi di balik senyuman, menciptakan melodi yang hanya kita yang tahu iramanya. Setiap detik yang kita habiskan bersama adalah seperti harta karun yang tak ternilai, disimpan rapi dalam peti kenangan kita.

Namun, seperti sandiwara alam, setiap pertemuan pasti diikuti perpisahan. Dan saat itu tiba, kita kembali ke dunia kita masing-masing. Aku kembali ke rutinitasku, dan kamu ke duniamu. Tapi, bukankah menarik bagaimana kita menjaga cinta ini tetap hidup? Melalui pesan-pesan singkat yang menjadi saksi bisu perasaan kita, lewat video call yang seakan menjadi jembatan antara dua dunia kita.

Dan di sinilah keajaiban itu terjadi. Meski kita terpisah oleh ribuan kilometer, cinta kita seakan memendekkan jarak itu. Setiap "aku rindu" yang terucap dan setiap "aku cinta kamu" yang dikirim lewat pesan singkat di Whatsaap, seakan menjadi tali yang mengikat kita dalam sebuah ikatan yang tak kasat mata.

Kisah kita, seperti layang-layang yang terbang bebas di angkasa, terkadang mendekat, terkadang menjauh, namun selalu terikat satu sama lain. Setiap kali kita harus berpisah, kita tidak benar-benar terpisah. Karena di setiap rindu yang kita rajut ada jembatan yang kita bangun dengan kesungguhan.

Kita, dengan cinta yang terajut dalam rindu, menanti hari ketika dua hati yang terpisah akan bersatu, tidak lagi hanya dalam kata-kata, tapi dalam kehidupan yang kita rajut bersama. Dan hingga saat itu tiba, kau dan aku akan terus merajut rindu, dengan benang-benang doa dan ketabahan, menjaga api cinta tetap menyala, menantikan fajar bersama yang akan menyinari perjalanan cinta kita pada akhirnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun