Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Roman

Desember: Sebuah Perjalanan Kesedihan Tanpa Henti

19 Desember 2023   12:08 Diperbarui: 19 Desember 2023   12:18 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di ujung tahun, Desember tiba dengan senandung kesedihan yang tersembunyi di antara gemerlap lampu kota yang bersinar. Bulan ini datang dengan beban bulan-bulan sebelumnya, menggenggam kenangan-kenangan yang telah usang dan merenggang di ruang waktu. Dalam keheningan malam, bulan Desember mengundang kita untuk merenungi, meresapi rasa yang terlukis di antara cahaya kilau bintang-bintang.

Hembusan angin Desember membawa aroma kehangatan yang kini tergantikan oleh dinginnya suasana. Pohon-pohon berguguran, daun-daun kering menari-nari di bawah langit yang mendung, menciptakan pemandangan yang seakan meratapi kepergian kehangatan musim panas. Seiring dengan detik-detik yang berlalu, hati ini terhanyut dalam melodi kesedihan yang merayap perlahan, seolah mendekap erat kehilangan yang belum terucap.

Malam Desember pun menjadi saksi bisu bagi kisah-kisah cinta yang tak terucapkan. Di setiap sudut gelap, kilau cahaya lampu jalan seolah-olah menciptakan bayangan-bayangan yang melambai dalam kesedihan. Jalan-jalan yang sepi meresapi langkah-langkah dengan deru hening, memunculkan rasa kesunyian yang terdalam.

Desember, bulan penuh dengan air yang lembut, membasahi bumi dengan air matanya. Namun, kelembutan itu tak mampu menyembunyikan dingin yang menusuk tulang dan meluluhlantakkan hati yang rapuh. Dalam pelukan dinginnya, terpatri sepasang mata yang mencari hangat, tetapi hanya menemui jejak-jejak yang telah terlupakan.

Dalam malam-malam Desember, cerita-cerita yang tersimpan di balik senyuman terungkap dengan sendirinya. Sebuah pohon Natal dengan hiasan-hiasan yang berkilauan menyimpan cerita kebahagiaan yang perlahan tenggelam dalam riak-riak waktu. Bulan Desember menjadi saksi bisu, membiarkan kenangan-kenangan itu mengalir seperti air yang tak terbendung.

Namun, di balik selubung kesedihan yang menyelimuti Desember, ada keindahan yang tersimpan. Bulan ini mengajarkan kita untuk merangkul kelembutan kesedihan, mengapresiasi kenangan-kenangan yang telah menjadi bagian dari perjalanan hidup. Dalam kesunyian malam Desember, kita dapat menemukan kekuatan untuk melangkah maju, membawa harapan yang baru dan membiarkan waktu menyembuhkan luka-luka yang terpendam.

Desember, sebuah kisah sedih yang terpintal dengan elegansi, mengajarkan kita bahwa kehidupan adalah rangkaian cerita yang memperkaya jiwa. Dalam detik-detik terakhir tahun, kita melangkah dengan langkah yang penuh harapan, membawa cahaya baru menuju awal yang indah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun