Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mahasiswa Konoha: Suara Kritis dari Kampus yang Terperangkap

29 November 2023   18:05 Diperbarui: 29 November 2023   18:05 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah interpretasi dari puisi berjudul "Mahasiswa Konoha" karya Atanshoo.

Di sebuah negeri yang dihiasi duka dan ketidakadilan, di situ berdiri sebuah kampus yang membara semangat juang. Para mahasiswa, dengan semangatnya yang menyala-nyala, mengibarkan panji-panji keadilan dan kebenaran. Mereka adalah mahasiswa Konoha, berkumpul di tengah kegelapan, berteriak demi rakyat yang teraniaya.

Pixabay
Pixabay
Namun, di balik semangat juang dan seruan keadilan, terdapat bayangan korupsi yang merajalela, mengancam kedamaian yang mereka perjuangkan. Gambaran puisi ini menciptakan kisah tentang mahasiswa yang, meski tampak bersatu, sebenarnya terpecah oleh kepentingan pribadi dan ketidakjujuran.

Melangkah Tegak dalam Aksi Kritis

Para mahasiswa Konoha bersorak lantang, menghentakkan kaki mereka dalam aksi, membangkitkan keadilan. Mereka berdiri tegak, vokal, dan penuh semangat, membela rakyat yang terpinggirkan. Tetapi, dalam kemeriahan aksi tersebut, korupsi bersembunyi, merayap dalam kegelapan yang tak terlihat oleh mata.

Suara yang Terpendam di Balik Seragam Kebenaran

Mereka berteriak, memprotes pengkhianatan dewan, namun di balik seragam kebebasan yang mereka kenakan, niat busuk terhimpun dalam senyap korupsi yang tak termaafkan. Puisi ini menggambarkan paradoks antara cita-cita luhur dan realitas kehidupan kampus yang sesungguhnya.

Janji Palsu di Ruang Kekuasaan

Mereka berjanji untuk membawa perubahan, menjadi pelopor cahaya keadilan. Tetapi kebenaran hanya menjadi kata-kata di atas panggung. Di ruang kekuasaan, kebohongan tumbuh subur tanpa hama. Apa bedanya mereka dengan orang istana yang selama ini menjadi objek kritik mereka?

Kongkalikong dan Korupsi: Ironi Kampus yang Tercemar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun