Mohon tunggu...
AT ResearchCenter
AT ResearchCenter Mohon Tunggu... Lainnya - grup penelitia

Grup penelitian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Performa Drug Loading dan Release untuk Terapi Kanker melalui Rekayasa Nanohybrid Cobalt Ferrite/Cdots/Alginate-Ekstrak Daun Salam

9 November 2024   08:00 Diperbarui: 9 November 2024   08:07 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Malang, 9 November 2024 -- Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim Riset dari Universitas Negeri Malang menunjukkan kemajuan yang signifikan terhadap pengembangan terapi kanker melalui pemanfaatan rekayasa material nano. Tim riset yang diketuai oleh Prof. Dr. Ahmad Taufiq, S.Pd., M.Si telah berhasil menfabrikasi Cobalt ferrite/Cdots/Alginate yang dipadukan dengan ektrak daun salam. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan performa drug loading dan release pada pengobatan kanker sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi obat. Obat kanker yang selama ini umum digunakan salah satunya adalah Doxorubicin, namun penggunaan obat secara oral menimbulkan beberapa efek samping, seperti mual, rambut rontok, diare dan lebih parahnya kerusakan otot jantung. Oleh karena itu, pengobatan alternatif  guna menekan efek samping obat mendesak untuk dilakukan.

Salah satu solusi yang popular dalam decade terakhir adalah dengan memanfaatkan material nano sebagai nanocarrier pada pengobatan kanker. Hal tersebut juga dilakukan oleh Tim riset dari Univesitas Negeri Malang yang telah berhasil membuat nanohybrid yang dikembangkan dengan cara menggabungkan sifat magnetik dari Cobalt Ferrite dan kemampuan fluoresensi dari Carbon Dots (Cdots) dengan keunggulan alginat sebagai biomaterial. Ekstrak daun salam, yang dikenal memiliki berbagai senyawa bioaktif, digunakan sebagai agen terapeutik yang berpotensi untuk meningkatkan respons sel kanker terhadap pengobatan.

Dalam risetnya, prof Taufiq dan tim melakukan serangkaian uji coba untuk mengevaluasi kemampuan nanohybrid dalam memuat obat dan melepaskannya secara terkontrol. Hasilnya menunjukkan bahwa nanohybrid ini tidak hanya memiliki kapasitas drug loading yang tinggi, tetapi juga kemampuan release yang efektif dalam waktu yang ditentukan, menjadikannya kandidat ideal untuk sistem pengiriman obat yang inovatif. Harapannya, pendekatan ini dapat secara spesisifik menghantar obat tepat pada cell kanker yang diharapkan, sehingga efek samping pada sel organ tubuh normal dapat dihindari.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Prof. Ahmad Taufiq dan tim ini diharapkan dapat membuka peluang baru untuk mengekplorasi pemanfaatan bahan alami pada terapi kanker serta pengembangan system pengiriman obat berbasis nanoteknologi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Tentunya, hasil uji klinis lebih lanjut perlu dilakukan guna menyempurnakan hasil dari riset ini. Inovasi ini tidak hanya menawarkan harapan baru bagi pasien kanker, tetapi juga berpotensi untuk mengubah paradigma pengobatan kanker melalui teknologi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun