Â
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali dalam tubuh, sehingga dapat menyerang jaringan di sekitarnya dan menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui proses yang disebut metastasis.Â
Faktor risiko utama kanker meliputi gaya hidup tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, diet tidak seimbang, serta paparan sinar UV berlebihan. Faktor genetik dan lingkungan, seperti paparan bahan kimia karsinogenik serta radiasi juga berkontribusi pada risiko terkena kanker.
Berdasarkan data dari Global Cancer Statistics (GLOBOCAN), kanker menjadi salah satu masalah kesehatan yang terus meningkat di Indonesia. Tercatat ada 396.914 kasus baru dengan 234.511 kematian. Kanker paru-paru menjadi penyebab utama kematian pada pria dengan 1.796.144 kasus, sementara kanker payudara adalah yang paling umum pada wanita dengan 684.996 kasus.
Pasien kanker stadium akhir sering menghadapi nyeri hebat dan masalah emosional yang mengganggu kualitas hidup mereka. Sebanyak 60% pasien kanker stadium akhir mengalami kesulitan untuk beraktivitas dan bekerja di luar rumah karena rasa nyeri yang tidak tertahankan. Selain itu, nyeri yang tidak terkendali dapat menyebabkan depresi yang memperburuk kondisi pasien.
Urgensi dari masalah ini menjadi perhatian utama bagi mahasiswa jurusan Teknik Elektro dan Kedokteran dari Universitas Brawijaya. Dibutuhkan solusi inovatif dan efektif yang mampu membantu pasien kanker mengatasi nyeri maupun masalah emosional mereka.Â
Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, lima mahasiswa Universitas Brawijaya menciptakan inovasi berupa rompi medis yang dilengkapi dengan berbagai fitur teknologi canggih untuk perawatan paliatif, yaitu PALIAVEST.
PALIAVEST dilengkapi dengan TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) dan metode termoterapi untuk melancarkan aliran darah dan mengurangi rasa nyeri pada pasien kanker stadium akhir. Selain itu, rompi ini memiliki fitur aromaterapi dan multimedia yang membantu pasien secara psikologis dan memberikan efek relaksasi. Dengan dukungan teknologi Internet of Things (IoT), PALIAVEST dilengkapi sensor elektrokardiogram (ECG) yang dapat memantau ritme jantung dan terhubung dengan smartphone.
Dengan bimbingan, Ibu Ir Nurussa'adah, M.T. karya ini berhasil meraih pendanaan riset dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta tahun 2024. Kelima mahasiswa itu adalah Muhamad Asyir Zarkasih (Teknik Elektro 2022), Aryo Nabil Maulana (Teknik Elektro 2022), Akmal Mulki (Teknik Elektro 2022), Shalihat Azka Sabrina (Kedokteran 2022), dan Cristhalenta Renata (Kedokteran 2022).
Ketua tim, Muhamad Asyir Zarkasih menjelaskan bahwa ide ini muncul dari Cerita hidupnya dimana ibunya divonis kanker servik stadium 3 dan harus berjuang melawan penyakit tersebut hingga akhir hayatnya, dia melihat begitu berat perjuangan seorang pasien kanker ketika sudah di fase hanya bisa pengobatan paliatif . Oleh karena itu  "Kami ingin memberikan solusi yang nyata untuk membantu pasien kanker menjalani sisa hidup mereka dengan lebih nyaman dan bermartabat. PALIAVEST diharapkan dapat menjadi teman yang dapat meringankan beban mereka," ujarnya.
PALIAVEST menghadirkan dua fitur utama, yakni sistem monitoring dan sistem terapi. Sistem monitoring menggunakan elektroda cardiogram (ECG) untuk memantau detak jantung pengguna secara terus-menerus. Informasi yang terkumpul dari pemantauan ini tidak hanya memberikan gambaran tentang kondisi jantung pengguna, tetapi juga membantu dalam mengevaluasi tingkat kenyamanan saat menjalani terapi dengan PALIAVEST. Ketersediaan data ini juga memungkinkan pengguna dan keluarga untuk memahami dampak positif yang diberikan alat ini terhadap kenyamanan pasien.
Sementara itu, dalam sistem terapi, PALIAVEST menawarkan penggunaan metode TENS yang efektif untuk meredakan rasa nyeri. Terapi dilakukan secara jangka panjang yang menggunakan output tegangan 5 Volt dengan frekuensi 2 Hz dan 100 Hz. Terapi TENS memiliki 2 metode yaitu metode Low TENS dan High TENS durasi metode low berkisar antara 15 hingga 25 menit, metode high berkisar 60 hingga 120 menit. Metode tersebut disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pasien dan ditentukan oleh dokter penanggung jawab. Pendekatan ini dirancang untuk memberikan bantuan yang signifikan dalam mengatasi masalah nyeri pada pasien kanker stadium akhir.
"Biasanya penderita mengkonsumsi obat anti nyeri atau bahkan analgesik invasif pada beberapa kasus. Namun, dengan perkembangan teknologi saat ini analgesik juga bisa diberikan dengan cara lain seperti TENS yang bersifat non-invasif." ungkap Renata.
"Rompi medis ini tidak hanya dirancang secara ergonomis untuk kenyamanan pengguna dengan menggunakan bahan dalam berbahan katun, tetapi juga sesuai dengan berbagai bentuk tubuh. Fitur-fitur seperti TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), termoterapi, dan aromaterapi membantu mengurangi rasa nyeri dan memberikan dukungan psikologis yang penting bagi pasien." ungkap Aryo.
Aplikasi PALIAVEST memiliki beberapa fungsi. Fungsi pertama yaitu untuk mengontrol kerja terapi pada rompi. Sistem terapi TENS, Thermotherapy, juga Aromatherapy dikontrol melalui aplikasi PALIAVEST. Selain itu, teradapat sistem monitoring detak jantung yang dapat melihat nilai detak jantung per menitnya. Fungsi lain yang terdapat pada aplikasi ialah fitur multimedia tambahan berupa musik, video, juga fitur sharing sesama penderita kanker.
PALIAVEST hadir untuk mengatasi kendala tersebut dengan menawarkan solusi perawatan paliatif yang lebih efisien dan mudah digunakan. Dengan fitur-fitur seperti TENS, termoterapi, aromaterapi, dan multimedia, PALIAVEST dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan memberikan dukungan psikologis kepada pasien. Sensor elektrokardiogram yang terhubung dengan smartphone melalui IoT memungkinkan pemantauan ritme jantung secara real-time, memberikan rasa aman tambahan bagi pasien dan keluarganya.
Ir. Nurussa'adah, M.T, pembimbing utama tim PKM-KC PALIVEST, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian mahasiswa tersebut. "Inovasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa kita memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah kesehatan masyarakat. Universitas akan terus mendukung proyek-proyek inovatif seperti PALIAVEST ini."
PALIAVEST telah diuji coba pada beberapa pasien di Malang dan mendapatkan respon yang positif. Para pasien merasa lebih nyaman dan nyeri yang mereka alami berkurang secara signifikan. Dengan adanya PALIAVEST, diharapkan kualitas hidup pasien kanker stadium akhir dapat meningkat, memberikan harapan baru bagi mereka dan keluarga yang merawatnya.
Tim PALIAVEST berencana mengembangkan inovasinya lebih lanjut dan berharap dapat membantu lebih banyak pasien kanker di seluruh Indonesia. Harapannya PALIAVEST dapat menginspirasi lebih banyak penelitian dan pengembangan di bidang teknologi medis untuk perawatan paliatif, sehingga lebih banyak pasien yang dapat merasakan manfaatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H