Mohon tunggu...
Asyiqin Dhaifullah
Asyiqin Dhaifullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Dekat Dolmen

12 November 2023   22:51 Diperbarui: 13 November 2023   00:46 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

           Museum Sri Baduga adalah sebuah museum yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Museum ini didirikan pada tahun 1974 dengan memanfaatkan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega. Pada awalnya, museum ini diberi nama Museum Negeri Provinsi Jawa Barat dan diresmikan pada tanggal 5 Juni 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu, Daoed Joesoef. Nama museum kemudian diubah menjadi Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga pada tahun 1990, diambil dari gelar salah seorang raja Pajajaran, Sri Baduga Maharaja sebagaimana tertulis pada Prasasti Batutulis. Museum Sri Baduga memiliki koleksi benda-benda bersejarah dan benda antik yang bernilai seni tinggi, seperti koleksi arca pada zaman megalitik, pakaian adat, rumah, perkakas, permainan, dan alat musik tradisional. Selain itu, museum ini juga memamerkan koleksi etnografi berupa ragam bentuk dan fungsi wadah, kesenian, dan keramik asing. Museum Sri Baduga memiliki visi untuk menjadi destinasi inspiratif budaya terkemuka di Indonesia dan misinya antara lain menggali adiluhung budaya Jawa Barat untuk membentuk karakter bangsa, melestarikan cagar budaya secara berkelanjutan, meningkatkan program inspiratif dan apresiasi masyarakat terhadap adiluhung budaya bangsa, serta meningkatkan pelayanan informasi dan promosi museum berkesinambungan. Hingga saat ini, Museum Sri Baduga masih dikelola oleh pemerintah provinsi Jawa Barat dan menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menarik di Kota Bandung. Museum Sri Baduga memiliki koleksi alat batu, termasuk dolmen, yang merupakan peninggalan kebudayaan dari zaman megalitikum atau zaman batu besar. Di museum ini, terdapat berbagai koleksi temuan arkeologis di Jawa Barat seperti arca-arca dan peti kubur batu dari zaman megalitikum. Selain itu, museum ini juga memamerkan koleksi etnografi berupa ragam bentuk dan fungsi wadah, kesenian, dan keramik asing.

            Museum Sri Baduga memiliki koleksi Dolmen dimana Dolmen ini merupakan meja batu besar dengan permukaan datar yang digunakan sebagai tempat meletakkan sesajian atau persembahan kepada arwah nenek moyang, sebagai tempat meletakkan roh, dan menjadi tempat duduk ketua suku agar mendapat berkah magis dari leluhurnya. Dolmen merupakan peninggalan kebudayaan dari zaman megalitikum atau zaman batu besar. Dolmen memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, ada yang besar, kecil, dan sedang. Dolmen dapat ditemukan di berbagai wilayah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Fungsi dolmen tidak hanya untuk meletakkan sesajian saja, tetapi juga sebagai alat peletakkan mayat dengan tujuan agar mayat tersebut tidak dimakan oleh binatang buas yang ada di sana. Dolmen juga digunakan sebagai tempat untuk melakukan pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang. Dolmen pada masa megalitikum digunakan sebagai alat pemujaan untuk arwah nenek moyang. Dolmen memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, ada yang besar, kecil, dan sedang. Dolmen dapat ditemukan di berbagai wilayah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dolmen merupakan peninggalan kebudayaan dari zaman megalitikum atau zaman batu besar.

            Dolmen merupakan peninggalan kebudayaan dari zaman megalitikum atau zaman batu besar yang memiliki nilai budaya yang relevan dengan nilai masa kini. Meskipun zaman telah berubah, namun nilai-nilai kepercayaan dan penghormatan terhadap nenek moyang masih dipegang oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Dolmen pada masa megalitikum digunakan sebagai alat pemujaan untuk arwah nenek moyang, sebagai tempat meletakkan sesajian, dan menjadi tempat duduk ketua suku agar mendapat berkah magis dari leluhurnya. Nilai-nilai kepercayaan dan penghormatan terhadap nenek moyang ini masih dipegang oleh sebagian masyarakat di Indonesia, terutama di daerah-daerah tertentu. Oleh karena itu, dolmen memiliki relevansi nilai budaya dengan nilai masa kini, yaitu sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan dan dijaga agar tidak hilang dan terlupakan. Selain itu, dolmen juga dapat menjadi objek wisata budaya yang menarik dan dapat meningkatkan perekonomian daerah. Dolmen dapat menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan budaya Indonesia. Dolmen juga dapat menjadi objek penelitian dan pendidikan bagi para akademisi dan mahasiswa yang ingin mempelajari lebih dalam tentang kebudayaan zaman megalitikum. Dalam konteks nilai budaya, dolmen juga dapat dihubungkan dengan nilai-nilai religi dan sejarah. Dolmen dapat menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat untuk mempelajari lebih dalam tentang kepercayaan dan penghormatan terhadap nenek moyang, serta memahami sejarah dan perkembangan kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga dan melestarikan dolmen sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia yang berharga.

            Dalam konteks pembelajaran, dolmen dapat menjadi objek studi dan pembelajaran bagi para mahasiswa dan akademisi yang ingin mempelajari lebih dalam tentang kebudayaan zaman megalitikum dan komunikasi antar budaya. Dolmen dapat menjadi sumber informasi mengenai nilai-nilai kepercayaan dan penghormatan terhadap nenek moyang, serta bagaimana nilai-nilai tersebut diwariskan dan dipertahankan oleh masyarakat pada masa itu. Selain itu, dolmen juga dapat menjadi objek studi mengenai bagaimana manusia pada masa megalitikum berkomunikasi dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Dalam konteks komunikasi antar budaya, dolmen dapat menjadi objek studi mengenai bagaimana manusia pada masa megalitikum berkomunikasi dan berinteraksi dengan kebudayaan lain. Dolmen dapat menjadi sumber informasi mengenai bagaimana manusia pada masa itu berkomunikasi dengan kebudayaan lain, serta bagaimana mereka mempertahankan nilai-nilai kepercayaan dan penghormatan terhadap nenek moyang mereka. Dolmen juga dapat menjadi objek studi mengenai bagaimana manusia pada masa megalitikum berkomunikasi dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Dalam konteks pembelajaran, dolmen dapat menjadi sumber pembelajaran mengenai komunikasi antar budaya. Dolmen dapat menjadi objek studi dan pembelajaran bagi para mahasiswa dan akademisi yang ingin mempelajari lebih dalam tentang kebudayaan zaman megalitikum dan komunikasi antar budaya. Dolmen juga dapat menjadi objek studi dan pembelajaran bagi masyarakat yang ingin mempelajari lebih dalam tentang sejarah dan budaya Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga dan melestarikan dolmen sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia yang berharga dan sebagai sumber pembelajaran mengenai komunikasi antar budaya.

            Melalui artikel ini, dapat terpapar kesimpulan informasi mengenai Dolmen yang merupakan meja batu besar yang digunakan sebagai tempat meletakkan sesajian atau persembahan kepada arwah nenek moyang pada masa megalitikum. Dolmen juga digunakan sebagai tempat meletakkan roh dan menjadi tempat duduk ketua suku agar mendapat berkah magis dari leluhurnya. Dolmen memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, ada yang besar, kecil, dan sedang. Dolmen dapat ditemukan di berbagai wilayah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun zaman telah berubah, namun nilai-nilai kepercayaan dan penghormatan terhadap nenek moyang masih dipegang oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, dolmen memiliki relevansi nilai budaya dengan nilai masa kini, yaitu sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan dan dijaga agar tidak hilang dan terlupakan. Dolmen juga dapat menjadi objek studi dan pembelajaran bagi para mahasiswa dan akademisi yang ingin mempelajari lebih dalam tentang kebudayaan zaman megalitikum dan komunikasi antar budaya. Selain itu, dolmen juga dapat menjadi objek wisata budaya yang menarik dan dapat meningkatkan perekonomian daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun