Mohon tunggu...
Asyila Lukman
Asyila Lukman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

membaca buku, menonton anime atau drakor, dan bermain bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Apatis Pihak Sekolah Terkait Aksi Bullying

21 Desember 2023   23:08 Diperbarui: 21 Desember 2023   23:19 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo Smart Peeps !!!

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas isu yang sedang hangat-hangat nya yaitu mengenai kasus pembullyan. Ada pun hal yang menjadi topik permasalahan disini yaitu "Sikap Apatis Pihak Sekolah Terkait Aksi Bullying".

Tapi sebelum itu, ada pepatah kuno mengatakan bahwa Tak Kenal Maka Tak Sayang, jadi izinkan kami untuk memperkenalkan diri, yang pertama ada Wanda Reza, kedua ada Asyila Lukman Thalib, dan terakhir ada Destina. Zahra Pramesti. Kami adalah Mahasiswa Aktif jurusan Pendidikan Sosiologi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Nahhh.. Smart Peeps perkenalannya udah, langsung aja yuk kita ke pembahasannya !

Pastinya kalian sudah tidak asing mendengar kata bullying, tapi kalian tau gak sih ternyata pengertian bullying menurut  Dewi  (2019:  41)  bullying  berasal  dari  bahasa  asing Bull yang  berarti banteng.   Banteng   dapat   diumpamakan juga  sebagai   hewan   yang   agresif   dan   suka menyerang  apapun  disekitarnya. Bullying dalam  Bahasa  Indonesia  dapat  diartikan sebagai  perundungan. Bullying  dapat  terjadi  pada  semua  ranah  pendidikan  formal, non   formal   dan   informal. Bagi   anak   usia   sekolah   dasar,   kasus   perundungan merupakan masalah serius yang dialami siswa (Borulago, 2019: 15). Nah, setelah mengetahui pengertian bullying itu seperti apa. Kalian pasti berpikiran bahwa bullying itu hal yang tidak baik dan mulai mengasihani korban bullying. Namun, tidak semua orang peduli terhadap aksi bullying yang mereka lihat loh..! Tidak jarang orang-orang yang melihat aksi bullying itu bersikap apatis dan menganggap hal tersebut hal wajar atau hanya iseng-iseng saja. Sebelumnya, kalian tau gak sih apa itu Apatis? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apatis adalah acuh tidak acuh, tidak peduli, dan masa bodoh. Adapun, Menurut halodoc.com "Sikap apatis adalah perasaan sikap kurangnya minat, perhatian, emosi dan tidak peduli  dengan orang lain yang ada pada lingkungan sekitar. Kondisi ini perlu segera mendapatkan penanganan sebelum menimbulkan masalah yang lebih besar, termasuk pergaulan atau hubungan dalam lingkungan sosial."  Back to the topic, apa sih keterkaitan bullying dengan sikap apatis yang sudah disebutkan? Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada beberapa pihak yang bersikap apatis terhadap aksi bullying, contohnya seperti kasus bullying yang terjadi di sekolah. Pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung di sekolah terkadang meremehkan perilaku yang dilakukan oleh murid dan tidak merasa bertanggungjawab karena menganggap hal tersebut memang biasa dilakukan oleh anak-anak. Padahal, pihak-pihak yang ada disekolah memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan perilaku murid selama di sekolah dan menanamkan sikap empati pada mereka.

            Nahh.. Smart Peeps tau ga sihh ?, tak jarang sekolah sekolah di Indonesia memiliki iklim yang mendukung terjadinya aksi bullying, Berdasarkan jurnal The Identification Of Bullying Causative Factors  menyebutkan bahwa sekolah yang tidak dapat membangun suasana psikologis yang sehat bagi seluruh anggota sekolah, kontribusi guru yang kurang maksimal dalam menangani permasalahan siswa, kurangnya perhatian guru pada siswa yang diampu, ketidakjelasan atau ketidakkonsistenan peraturan sekolah, dan relasi antarsiswa yang buruk menandakan bahwa sekolah tersebut memiliki iklim sekolah yang negatif sehingga sangat berpotensi terjadinya bullying.

            Seperti yang terjadi di SD Negeri Jatimulya 09, terdapat kasus yang menyebabkan salah satu murid harus diamputasi kakinya. Namun sangat disayangkan, respon gurunya hanya mengatakan bahwa kejadian tersebut hanyalah bercanda. Dilansir dari suara.com, pada februari 2023, salah satu siswa kelas 6 bernama Fatir yang menjadi korban tersebut sedang berjalan bersama temannya untuk membeli jajanan saat jam istirahat. Secara tiba-tiba salah satu temannya menyelengkat kaki Fatir hingga terjatuh. Teman-temannya pada saat itu tidak langsung membantunya melainkan ditertawakan. Fatir juga diminta untuk tidak melaporkan kepada siapapun termasuk orang tuanya. Seminggu setelahnya, Fatir jatuh sakit dan mengalami luka serius di lututnya. Setelah orang tuanya memutuskan untuk membawa Fatir ke rumah sakit, sangat mengejutkan ketika dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa Fatir mengalami kanker tulang yang dipicu karena terjatuh dan mengharuskan Fatir diamputasi kakinya untuk menghambat penyebaran kanker tersebut.

Dengan melihat respon dari guru tersebut sudah menjadi contoh bahwa pihak sekolah terkadang bersikap apatis dan bersikap seolah tidak bertanggung jawab, bukan?

Bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut ?

Smart Peeps tau ga sih ?

            Kita bisa mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan cara mengaitkannya kedalam teori fungsionalisme struktural, karena tindakan bullying menyebabkan ketidakstabilan dalam masyarakat. Teori Fungsionalisme Struktural memandang bahwa masyarakat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari bagian bagian yang saling berhubungan dan jika bagian atau elemennya berfungsi dengan baik maka akan menghasilkan kestabilan sosial. Dilansir dari jurnal karya Binti Maunah pada tahun 2016 yang berjudul "Pendidikan Dalam Perspektif Teori Struktural Fungsional" mengatakan bahwa lembaga seperti sekolah berperan penting dalam membentuk perilaku ataupun karakter individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun