Mohon tunggu...
Asyifa inka shalshabila
Asyifa inka shalshabila Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

-

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tantangan dan Solusi Peretasan Jurnal di Era Digital

25 Oktober 2024   10:00 Diperbarui: 25 Oktober 2024   10:25 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam artikel berjudul "The 'hijacking' of the Scandinavian Journal of Information Systems: Implications for the information systems community," yang ditulis oleh Sune Dueholm Mller dan Johan Ivar Sb (2024), fenomena ini diuraikan secara mendetail. Penulis menyoroti bagaimana peretasan ini bukan hanya merugikan institusi penerbitan, tetapi juga peneliti dan komunitas ilmiah yang lebih luas.

Apa sih peretasan jurnal itu? Peretasan adalah tindakan mendapatkan akses tanpa izin ke data dalam suatu sistem atau komputer. Sedangkan peretasan jurnal adalah tindakan mendapatkan akses jurnal tanpa izin kepada penulis. Peretasan jurnal adalah fenomena yang semakin mengkhawatirkan di dunia akademik, terutama dalam bidang sistem informasi.

Penulis menyoroti bagaimana peretasan jurnal ini tidak hanya merugikan institusi penerbitan, tetapi juga peneliti dan komunitas ilmiah yang lebih luas. Peretasan ini memunculkan tantangan serius bagi komunitas akademik, di mana reputasi penulis dan kredibilitas penelitian dapat hancur hanya karena kurangnya kewaspadaan terhadap taktik penipuan ini.

Data dari Retraction Watch (2023) menunjukkan bahwa peretasan jurnal telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, antara tahun 2020 hingga 2023, lebih dari 100 jurnal di seluruh dunia dilaporkan telah di hijack oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab. Dari adanya kejadian peretasan jurnal ini, membuat banyak nya tantangan serius bagi komenitas akademik yang membuat reputasi penulis dan kredibilitas penelitian dapat hancur karena kurang nya kewaspadaan terhadap peretasan jurnal tersebut.

Salah satu dampak utama dari peretasan jurnal adalah hilangnya kepercayaan terhadap proses penerbitan akademik. Ketika artikel diterbitkan di jurnal palsu, penulis tidak hanya kehilangan kontrol atas hak cipta mereka, tetapi juga menghadapi risiko besar dalam hal reputasi akademik. Penulis artikel yang terjebak dalam peretasan ini, sering kali merasa malu dan enggan mengungkapkan bahwa mereka menjadi korban, yang pada akhirnya memperburuk masalah ini di tingkat komunitas.

Beberapa solusi yang diusulkan oleh penulis adalah
Penguatan prosedur peer-review, berusaha menyadarkan komunitas akademik tentang pentingnya tindakan pencegahan yang lebih proaktif dalam menghadapi ancaman peretasan jurnal, pengembangan sistem deteksi otomatis untuk jurnal palsu, dan peningkatan pendidikan tentang bahaya ini dalam program doktoral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun