Mohon tunggu...
Asyifa RaihandiniPutri
Asyifa RaihandiniPutri Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa Ilmu Komunikasi/ Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Saya lahir di Bekasi, 05 oktober 2004. Saat ini saya masih menjadi seorang Mahasiswa di Universitas Aisyiyah Yogyakarta dan mengambil prodi Komunikasi. Harapan saya kedepannya semoga menjadi orang yang sukses dan berguna bagi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Keselamatan Berkendara melalui Teori Interpersonal: Mematuhi Aturan untuk Keselamatan Bersalam

23 Juli 2024   04:47 Diperbarui: 23 Juli 2024   05:13 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keselamatan saat berkendara adalah sebuah topik yang relevan dan penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama di era modern ini di mana lalu lintas semakin padat dan teknologi kendaraan semakin canggih. Dalam upaya untuk mengurangi kecelakaan dan cedera yang terkait dengan berkendara, salah satu aspek yang sering diabaikan adalah pentingnya komunikasi yang efektif antara pengemudi, pejalan kaki, dan pengendara lainnya di jalan raya.

Teori psikologi komunikasi yang dapat dihubungkan dengan tema safety riding adalah teori komunikasi interpersonal oleh Joseph DeVito. Teori ini menekankan bahwa komunikasi interpersonal terjadi dalam konteks hubungan antarpribadi yang melibatkan persepsi, emosi, dan pola-pola interaksi yang kompleks. Dalam konteks berkendara, komunikasi interpersonal bukan hanya sekadar pertukaran informasi verbal, tetapi juga mencakup ekspresi non-verbal, seperti isyarat dan sikap.

Penerapan teori ini dalam safety riding sangat relevan. Misalnya, saat mengemudi di jalan raya, pengemudi perlu mampu mengidentifikasi dan merespons isyarat dari pengemudi lain, seperti lampu sein atau isyarat tangan, untuk memprediksi perilaku mereka di jalan. Komunikasi non-verbal seperti ini membantu membangun pemahaman bersama dan meminimalkan risiko tabrakan atau kecelakaan.

Selain itu, teori ini juga menggaris bawahi pentingnya pemahaman situasional dan persepsi yang akurat. Seorang pengemudi yang baik tidak hanya mengandalkan aturan lalu lintas tetapi juga mampu membaca situasi secara efektif, termasuk memprediksi perilaku pengemudi lain berdasarkan konteks lalu lintas dan kondisi jalan. Kemampuan untuk memahami dan merespons situasi dengan cepat adalah kunci untuk menghindari kecelakaan yang dapat terjadi karena kesalahpahaman atau ketidaktahuan.

Komunikasi interpersonal juga penting dalam konteks keselamatan pejalan kaki dan pengendara sepeda. Pengemudi harus mampu berkomunikasi dengan pejalan kaki melalui isyarat atau bahkan kontak mata yang jelas untuk memastikan bahwa pejalan kaki tersebut menyadari kehadiran kendaraan dan dapat menyeberang dengan aman. Begitu juga dengan pengendara sepeda, kolaborasi dalam lalu lintas memerlukan komunikasi yang jelas dan saling menghormati untuk mengurangi risiko kecelakaan.

Dalam kesimpulannya, teori komunikasi interpersonal oleh Joseph DeVito membantu kita memahami betapa pentingnya komunikasi efektif dalam konteks safety riding. Dengan memperkuat komunikasi interpersonal di jalan raya, baik melalui isyarat, ekspresi non-verbal, maupun persepsi situasional yang baik, kita dapat meningkatkan kesadaran bersama dan mengurangi insiden kecelakaan. Melalui pendekatan ini, kita dapat menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman dan responsif bagi semua pengguna jalan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun