Merkantilisme berasal dari kata latin mercan yang berarti pembeli. Merkantitlisme adalah sistem perekonomian yang digunakan untuk mengumpulkan kekayaan dengan cara melakukan suatu perdagangan bersama negara lain. Pola perdagangan merkantilisme adalah memaksimalkan ekspor dan meminimalkan impor sehingga dapat terjadi  proteksionisme ekonomi jika berhasil mengumpulkan sumber daya terbatas. Dengan adanya perdagangan sebagai penghasil keuangan, maka negara penganut merkantilisme dituntut untuk meninggalkan pertanian dan beralih ke perdagangan internasional.
Merkantilisme menjadi ajang untuk monopoli perdagangan dan memperkaya diri. Sistem merkantilisme terjadi dalam bentuk skema Kerajaan, dimana ada raja pasti akan ada rakyatnya. Negara -- negara yang memegang roda perekonomian biasa disebut dengan "Mother Country" dan negara yang dibawah naungan Mother Country disebut "Koloni" (Rahmah, 2022). Adanya koloni atau pengikut, maka Negara Mother Country bertanggung jawab untuk mengawasi, mengatur, dan mengontrol jalannya ekonomi secara structural. Apapun yang dikerjakan oleh koloninya harus sesuai dan mampu memberikan keuntuntungan melimpah bagi Mother Country.
Praktisi merkantilisme berkembang di Eropa terutama di Inggris pada 1558. Melalui kebijakan Undang -- Undang Perdagangan dan Navigasi yang di keluarkan Ratu Elizabeth dan anjuran Menteri Keuangan, Jean Baptis. Inggris mengembangkan kota -- kota pelabuhannya menjadi pusat perdagangan (Ningsih & Nailufar, 2021). Kekayaan mulai mendatangi wilayah Inggris, namun belum cukup. Pada 1453 ada peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani yang menyebabkan Eropa tidak bisa bertransaksi rempah dengan Asia. Oleh Karena itu, wilayah Eropa termasuk Inggris melakukan pelayaran dengan tujuan 3G (Gold, Glory, Gospel) sekaligus memperluas koloninya ke wilayah Asia (Ningsih, Mengapa 3G Dijadikan Misi Penjelajahan Samudra Oleh Bangsa Eropa?, 2022).
Sistem ekonomi merkantilisme memperbudak manusia dan melanggar HAM. Kebijakan -- kebijakan yang diterapkan pada sistem perekonomian merkantilisme sangat berpihak dan menguntungkan Mother Country. Sebagai koloni, karena telah dikuasai dan diberikan bantuan kebutuhan hanya bisa menaati tanpa penolakan. Beberapa kebijakan merkantilisme Inggris yang tidak memanusiakan manusia menurut data pada Kompas.com (Ningsih & Nailufar, Merkantilisme, Sistem Ekonomi Eropa Abad Ke-16, 2021) adalah :
- Pembatasan akses dagang dengan negara lain
- Adanya kebijakan tertentu sebagai alat monopoli pasar
- Larangan penggunaan perak dan emas sebagai bahan ekspor, pembayaran, dan lain lain
- Membatasi upah buruh
- Memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam negeri
Secara garis besar, kebijakan merkantilisme menguntungkan kepentingan Mother Country dan menyengsarakan Koloni. Kebijakan Inggris seluruhnya sangat menguntungkan pihak Inggris. Karena di poin satu dan dua, Inggris tidak ingin negara koloninya direbut oleh negara lain atau berubah menjadi negara kuat yang dapat menyainginya dan lepas dari jeratan koloni. Poin 3 hingga 5 termasuk hak personal individu dan negara yang sebenarnya tidak dapat dicampuri negara lain. Tetapi karena negara koloni dan telah terdiscourse bahwa pihak Inggris membantu kemakmuran negara terutama dengan membantu pengolahan sumber daya negara koloni. Namun dilain sisi, eksploitasi sumber daya dalam negeri dapat merusak keseimbangan lingkungan.
REFERENCES
Ningsih, W. L. (2022). Mengapa 3G Dijadikan Misi Penjelajahan Samudra Oleh Bangsa Eropa? Kompas.com.
Ningsih, W. L., & Nailufar, N. N. (2021). Merkantilisme, Sistem Ekonomi Eropa Abad Ke-16. Kompas.com.
Rahmah, A. (2022). Merkantilisme dan Dampak Sebuah Sistem Ekonomi di Eropa Masa Lalu. Jakarta: detikEdu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H