Surabaya (26/10). Bunga Arbela mungkin paling berbeda latar belakangnya di antara para atlet yang berlaga pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Sebagai atlet panah, Bunga --itulah sapaannya- Â ternyata ia adalah remaja masjid yang aktif.
Pada PON XX lalu, Bunga berhasil meraih satu medali emas dan tiga medali perak.Pada cabang panah di kontingen Jatim ia berhasil meraih tujuh medali emas.Ia berlaga dalam kategori aduan individu putri, beregu putri, dan aduan beregu putri mix team.
"Kami berhasil membawa pulang medali dan mempertahankan juara umum cabor panahan di PON XX Papua.Kami mengucapkan Terima kasih kepada Ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa), para pelatih, orangtua Bunga, dan masyarakat Jawa Timur atas dukungan dan doanya pada kami.," ujar Bunga
Bunga,seorang perempuan kelahiran Kota Malang 23 tahun lalu itu menuturkan, "Awalnya saya diajak ayah melihat atlet panahan yang sedang berlatih di halaman Masjid Roudhotul Jannah, Malang. Nah...disitu aku mulai mengenal olah raga panahan. Kemudian saya disuruh mencobanya.Ketika itu aku masih kelas lima Sekolah Dasar (SD). Mulai  saat itu saya sering melihat atlet panahan sedang berlatih. "," ujar Bunga.
Bunga semakin tertarik dengan olahraga panahan ini.Menurutnya, panahan dan berkuda merupakan olah raga Islam yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Hal itulah yang membuat Bunga kian tertarik dengan olahraga panahan.
Dukungan kedua orangtuanya yaitu Subali dan Arin Kurniawati, menjadikan motivasi bagi kesuksesan Bunga Arbela sebagai atlet panahan. Ia semakin menseriusi olah raga panahan tersebut.
Sebagai orang tua,Subali memegang peranan penting, selain menjadi sosok ayah, ia juga telaten mendampingi Bunga latihan sekaligus menjadi pelatih pribadi putrinya.
Subali menceritakan,"Ketika Bunga masih SD, latihannya rutin dilakukan setiap sore terkadang di halaman Masjid Roudhotul Jannah, di lapangan Desa Ngebruk, atau di Lapangan KONI Jatim, dengan menggunakn busur panah yang terbuat dari pipa paralon," ujarnya.
Subali mengatakan, ''Saat Bunga masih kecil, ia sempat merasakan kesusahan untuk mengajaknya latihan. "Ya namanya anak kecil, kalau mau berangkat latihan harus dibujuk dulu, dibelikan jajan dulu baru mau berangkat latihan. Namun sekarang saya yang kewalahan, bahkan dialah yang semangat mengajak latihan.," ujar Subali sambil tertawa.Subali mempelajari olahraga panahan secara otodidak dan dibantu tim pelatih KONI Jatim.
Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, Bunga Arbela  telah menyumbangkan satu medali emas dan dua medali perak pada PON XIX Jawa Barat 2016. Bunga berprestasi pada bidang panahan sejak menginjak Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Mahasiswi Universitas Negeri Malang itu mengatakan,"Pengalaman mengikuti kejuaraan yang paling berkesan bagi saya adalah pertama kalinya saya mengikuti kejuaraan nasional di PON XIX Jawa Barat. Saat itu saya tidak menargetkan apa-apa. Tak disangka-sangka,ternyata saya meraih satu medali emas dan dua medali perak. Ya  Alhamdulillah," ujarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H