Mohon tunggu...
Asyhadillah Zyulfikhar
Asyhadillah Zyulfikhar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi bermain futsal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Money Politic

19 Februari 2024   21:15 Diperbarui: 19 Februari 2024   21:17 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ADANYA MONEY POLITIK DALAM PEMILU 2024
"MONEY POLITIK ADALAH HAL YANG WAJAR DALAM POLITIK INDONESIA"
Pemilihan umum selalu menjadi fase krusial dalam dinamika politik suatu negara, dan partisipasi serta pemahaman masyarakat mengenai proses ini memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan demokrasi.

Pada 14 Februari 2024, fase pemilihan umum telah berlangsung, di mana kita memilih calon presiden dan calon legislatif yang akan memimpin negara. Terdapat tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, dengan kelebihan dan kekurangan masing- masing.

Sebelum pemilihan umum, setiap kandidat melakukan berbagai kampanye untuk meraih dukungan masyarakat. Dalam proses kampanye ini, terdapat temuan money politics yang signifikan, di mana setiap kampanye menghadirkan praktik money politics dan beberapa menggunakan cara menekan dan mendoktrin secara terang-terangan.
Menariknya, masyarakat justru menerima dan mendukung kampanye dari salah satu pasangan calon, seolah-olah money politics telah menjadi budaya atau hal yang umum dalam sistem demokrasi Indonesia. Hal ini menunjukkan kompleksitas dinamika politik dan tantangan dalam menjaga integritas pemilu dan demokrasi di Indonesia.
Seharusnya kita sebagai Masyarakat bisa menilai dari adanya money politic tersebut bukanlah dampak yang positif bagi demokrasi Indonesia, kita harus menjadi pemilih cerdas, kritis, dan rasional bertujuan untuk membawa dampak positif bagi demokrasi di Indonesia.

Dengan mencaritahu informasi tentang urgensi Pemilu, teknis pemilu, dan membangun kesadaran pemilih, masyarakat seharusnya memastikan pilihan politiknya terbentuk secara kritis dan berdasarkan pengetahuan, tanpa tekanan, intimidasi, atau money politic.

Masyarakat diharapkan mampu menggunakan hak politiknya dalam pemilu secara rasional, kritis, dan cerdas, menciptakan proses demokratis yang sehat dan berdaya. Banyak kalangan Masyarakat yang menggunakan hak pilihnya tanpa adanya menganalisis informasi tentang kandidat, mereka memilih karena adanya money politic yang mereka terima dari salah satu kandidat.

Agar mengatasi tantangan tersebut, penting bagi generasi muda untuk memiliki kesadaran tentang kondisi politik Indonesia saat ini. Mereka perlu melakukan upaya untuk memberikan pemahaman mengenai peran krusial Pemilu dalam memperkuat sistem demokrasi, memastikan partisipasi aktif warga negara, dan menentukan arah kebijakan negara.

Dengan demikian, masyarakat dapat mengambil keputusan berdasarkan keyakinan dan nilai-nilai yang diyakini. Salah satu langkah kunci dalam menciptakan Pemilu yang adil dan transparan adalah mendorong masyarakat untuk menggunakan hak politiknya secara rasional, kritis, dan cerdas. Dengan adanya langkah-langkah ini, setiap suara akan memiliki dampak yang signifikan dalam menentukan perwakilan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun