Mengisahkan tentang kelanjutan hidup dari Jake Sully, seorang manusia berasal dari Skyworld yang mengkhianati kaumnya sendiri demi melindungi planet Pandora dari tangan kotor dan serakah manusia.
Jake kini hidup bersama dengan istrinya Neytiri dan memiliki 4 anak yaitu Neteyam, Lo'ak, Kiri, dan Tuktirey. Kiri adalah anak adopsi dari seorang ibu berkebangsaan Navi yang sedang koma.
Bertahun-tahun mereka menjalani hidup serta menghabiskan waktu bersama keluarga di tengah hutan Pandora. Hingga ancaman masa lampau pun datang kembali, pasukan Skyworld bersama komandan Miles yang terlahir kembali sebagai bangsa Navi berencana menguasai planet Pandora sekaligus membunuh Jake Sully karena digadang akan menjadi penghalang terbesar bagi rencana mereka.
Mengetahui tujuan Miles kembali menyerang planet Pandora, Jake Sully memutuskan pergi meninggalkan klan hutan demi menjauhkan rakyatnya dari bahaya pasukan Miles, keputusan yang berat bagi keluarga Sully, mengingat kakek Neytiri sebagai tetua dahulu secara langsung telah memberi amanat kepemimpinan klan hutan pada Jake.
Dengan berat hati keluarga Sully pun pergi mengarungi lautan luas menunggangi binatang terbang bonding masing-masing, menuju suatu klan terpencil di ujung selatan yaitu klan air atau Metkayina.
Akankah pelarian mereka berhasil menyelamatkan banyak nyawa bangsa Navi, atau justru pada akhirnya menyisakan satu pilihan yaitu melawan.
Menurut ku film ini cocok bagi teman-teman 13+ yang ingin menghabiskan liburan natal dan tahun baru bersama keluarga, teman, ataupun gebetan hehe, karena penonton tidak hanya disuguhkan dengan cinematography jernih alam bebas layaknya menonton National Geographic, tetapi juga pendalaman karakter yang tergambarkan sangat baik, realistis, dan sulit untuk dilupakan karena memiliki sikap unik dan prinsipnya masing-masing.
Namun, durasi film Avatar 2: The Way of Water tergolong panjang yaitu 192 menit. Bagi sebagian orang yang tidak bisa terlalu lama menonton atau duduk mungkin akan merasa ngantuk dan pegal.
Avatar 2: The Way of Water menyajikan sebuah pesan tersirat mengenai perbedaan perspektif antara manusia, bangsa Navi, hingga makhluk hidup lainnya dalam menyikapi lingkungan alam, kehidupan, dan kekeluargaan yang seakan memberi teguran halus kepada manusia untuk lebih peduli menjaga lingkungan alam maupun makhluk hidup dan sosial karena sejatinya kita hidup berdampingan dan salah satu cara dalam memajukan peradaban adalah memanfaatkan sumber daya secara tepat sesuai kebutuhan bukan mengeksploitasi semaunya.
