Pemerintah Indonesia saat inimemang tengah gencar menciptakan wirausahawan baru di tanah air. Ini mengingat adanya wirausahawan baru tidak hanya menyokong perekonomian nasional namun juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Tentu saja kita dapat berkaca pada Cina sebagai negara yang kini kuat secara perekonomian dikarenakan Cina telah memiliki setidaknya 196 juta pengusaha dari 1,4 miliar jiwa penduduk Cina atau setara dengan 14 persen dari total penduduk. Indonesia seakan masih tertinggal jauh dimana baru terdapat sekitar 2,4 juta pengusaha dari 240 penduduk Indonesia atau berkisar 1 persen saja (Selengkapnya klik disini).
Tidak dipungkiri bahwa menjadi wirausahawan memang memiliki tantangan khususnya dalam memasarkan produk barang/jasa yang dihasilkan hingga management usaha agar usaha dapat selalu berkembang. Stigma takut rugi ataupun tidak memiliki modal usaha menjadi alasan klise mengapa masyarakat masih ragu untuk mencoba membuka usaha sendiri. Padahal menjadi wirausahawan/pengusaha memberikan pandangan positif dimana status diri menjadi meningkat dimana mereka adalah pemilik (owner) usaha bukan lagi seorang karyawan sehingga tidak perlu lagi mendapat tekanan dari orang lain (atasan layaknya pekerja kantoran) serta mampu memberikan gaji kepada orang lain (karyawannya).
Berlatar hal inilah ibu dan kakak saya mencoba merintis usaha berdasarkan hobi mereka di bidang fashion dengan membuka butik Kebaya Payet Bali. Sebagai bagian dari industri kreatif tentu saja usaha keluarga saya ini mengandalkan kreativitas dari sisi penciptakan produk maupun teknik promosi agar dapat dikenal dan disukai oleh masyarakat. Selain karena keluarga memiliki ketertarikan dalam dunia fashion, produk kebaya dengan aksesoris panyet memiliki peluang pasar yang besar. Ini karena keluarga bertempat tinggal di Bali dan wisatawan lokal maupun asing menyukai hal-hal yang memiliki unsur seni dan kreatif.
Sedikit gambaran bahwa Kebaya Payet Bali layaknya kebaya pada umumnya namun dihiasi dengan pernak-pernik (payet dalam istilah Bali) yang beragam bentuk dan warnai sehingga dapat menyerupai model atau pola yang diinginkan. Biasanya pola yang sering dikreasikan seperti bunga, hewan, wayang, dan sebagainya. Desain kebaya yang dihasilkan oleh keluarga saya tetap mengedepankan sisi modis, muda, dan glamour sehingga cocok digunakan oleh kalangan remaja, dewasa hingga orang tua sekalipun.
Hal yang mengembirakan bahwa saat ini orderan payet bali tidak hanya berasal dari pembeli dari Bali saja namun juga sudah menjangkau hingga didi Pulau Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi. Bahkan ada beberapa pembeli dari luar negeri seperti Australia, Swiss, Irlandia, hingga Jepang memesan kebaya payet Bali hasil kreasi ibu dan kakak saya. Saya hanya membantu mempromosikan dan dipercaya memegang akun Sosial Media (Sosmed) seperti istagram, facebook, dan email untuk promosi maupun berinteraksi dengan para pemesan. Tentu saja jaringan komunikasi menjadi sarana penting untuk berinteraksi antara saya dengan pemesan yang cenderung berlokasi jauh dari tempat tinggal. Kini ada kabar baik tentang jaminan terhadap peningkatan pelayanan dariTelkom Indonsia selaku BUMN yang bergerak layanan komunikasi.
Beberapa hari lalu saya membaca artikel berita bahwa Telkom Indonesia telah berhasil mengorbitkan satelit baru yang dinamakan Satelit Telkom 3S. Adanya satelit baru ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah memiliki teknologi mandiri serta canggih layaknya negara-negara barat. Teknologi ini diharapkan sudah dapat dirasakan pada akhir Februari 2017 oleh segenap masyarakat Indonesia. Saya senang ketika mengetahui bahwa harapan dari peluncuran satelit Telkom 3S adalah ikut memperkuat pelaku industri kreatif dalam melakukan komunikasi atau interaksi digital dengan siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Kita harus sadah bahwa sudah saatnya memang para pelaku industri kreatif seperti Butik Kebaya Payet Bali yang dijalankan oleh keluarga saya harus memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengembangkan usaha. Hal ini pula yang menginspirasi saya untuk memanfaatkan layanan Telkom3S untuk mendukung usaha butik kebaya payet Bali yang dirintis oleh keluarga.
Setidaknya ada 2 hal mengapa kehadiran satelit Telkom 3S sangat disambut baik oleh masyarakat yaitu sebagai sarana meningkatkan layanan komunikasi yang lebih baik karena dapat diakses hingga daerah pelosok dan menyokong pengembangan industri kreatif di Indonesia. Sebagai sarana meningkatkan layanan komunikasi yang lebih baik menunjukkan bahwa Telkom Indonesia memiliki konsentrasi untuk memeratakan jaringan sehingga daerah yang selama ini susah mendapatkan akses komunikasi kini dapat merasakan kenyamanan akses layaknya di ibu kota. Ini berarti daerahyang tinggal di ujung perbatasan Indonesia seperti di Merauke, Papua ataupun kawasan perbukitan yang kerapkali untuk menelepon pun harus bersusah payah karena keterbatasan sinyal kini berarti saat ini sudah mudah dilakukan komunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H